Liputan6.com, Jakarta Agnez Mo kini tengah berada di Amerika Serikat untuk meniti karier, tapi ia tak menutup mata mengenai perkembangan politik Tanah Air. Termasuk demonstrasi besar-besaran yang terjadi beberapa hari terakhir, salah satunya dipicu protes terhadap berbagai kebijakan terkait DPR.
Senin (1/9/2025), wanita yang dulu kondang dengan nama Agnes Monica ini mengunggah pernyataan panjang berlatar hitam di Instagram Stories. Tak tanggung-tanggung, Agnez Mo membagikannya dalam bahasa Inggris maupun Indonesia.
Isi unggahannya, adalah sentilan pedas untuk para anggota dewan. "Semua berawal dari EQ yang rendah, cara bicara publik yang memecah belah dan merendahkan, serta tidak adanya empati," tulis Agnez Mo.
Pelantun "Tak Ada Logika" menambahkan, "Hal PALING MINIMAL yang bisa saya harapkan dari seorang anggota DPR adalah kemampuan berbicara di depan publik yang layak. Yang TIDAK MEMECAH BELAH, tapi justru mencari solusi untuk semua pihak, bukan cuma untuk kepentingan dirinya sendiri atau kepentingan tertentu."
Soal aksi unjuk rasa yang mendesak penghapusan tunjangan mewah bagi anggota DPR berlangsung di Medan, Sumatra Utara, ternyata berujung ricuh. Ratusan pengunjuk rasa sempat terlibat bentrok dengan polisi di depan Kantor DPRD Sumatra Utara.
Harusnya Sudah Jadi Standar Bagi Legislator
Agnez Mo tak habis pikir dengan kondisi ini, apalagi menurutnya, kemampuan bicara di depan publik bagi anggota dewan sesuatu yang sedehana dan seharusnya mereka kuasai.
"Sesuatu yang harusnya sudah jadi STANDAR paling dasar sebagai manusia, apalagi sebagai wakil rakyat atau pembuat aturan/hukum (legislator)," Agnez Mo menyambung.
Di sisi lain, Agnez Mo mengaku punya pengalaman pribadi yang tak mengenakkan soal ini.
"(But well... sudah mengalaminya sendiri sih beberapa bulan lalu ketika ada salah satu anggota DPR yang dengan entengnya bilang kalau belum S3 (PhD), ya ga usah ngomong soal isu ini...karena mungkin menurut dia orang lain 'terlalu b*d*h'?)," cetusnya.
"Dan jangan lupa, itu semua dilakukan sambil mencemarkan nama baik dan menjelek-jelekkan SEMUA orang lain yang punya pendapat berbeda," Agnez Mo melanjutkan.
Bukan Cuma Perkara IQ
Agnez Mo juga menitip pesan untuk para pemangku kewenangan di Indonesia. Ia menegaskan, posisi pemimpin bukan soal IQ belaka.
"Kepemimpinan menuntut segalanya. Menuntut EQ. Menuntut integritas. Menuntut empati, visi, dan di atas segalanya: menyebarkan kasih dan perdamaian, bukan malah energi yang memecah belah. Kepemimpinan sejati menuntut keberanian untuk melayani seluruh rakyat, bukan hanya untuk orang2 yang setuju dengan pemikiranmu, dan juga bukan untuk sekedar memberi makan egomu sendiri," Agnez Mo mengingatkan.
Ia menitikberatkan, hal mendasar yang mesti dimiliki adalah kemauan dan kemampuan untuk mendengar.
"Menghormati orang lain. And Yes - itu juga berarti tidak selalu memotong ketika orang lain berbicara (incase i need to spell it out) tetapi sungguh-sungguh mendengar suara mereka dan menanggapi dengan bijaksana," imbuhnya.
Jangan Mau Dihasut dan Dimanipulasi
Terakhir, Agnez Mo menitip pesan untuk rakyat Indonesia, terutama pada masa-masa krusial seperti saat ini. "Jadi izinkan saya katakan dengan jelas: jangan mau dihasut. Jangan mau dimanipulasi. Kita lebih bijak. Kita lebih kuat. Kita bukan lagi Indonesia di tahun 1998," ia menegaskan.
"Warga jaga warga. Karena pada akhirnya, kita adalah satu bangsa, disatukan oleh satu kebenaran: Bhinneka Tunggal Ika," Agnez Mo mengakhiri.