Pendukung Houthi mengenakan pakaian Ihram selama demonstrasi mengutuk pengeboman pesawat pengangkut jamaah haji oleh Israel di Sanaa, Yaman, Jumat, 30 Mei 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, SANAA- Kamis (28/8/2025) lalu, Israel melakukan serangan udara terkonsentrasi di Sanaa, menewaskan kepala pemerintahan Houthi, Ahmed Ghaleb al-Rahwi dan beberapa menterinya.
Tel Aviv menggambarkan serangan tersebut sebagai serangan yang luar biasa. Houthi bersumpah untuk membalas dendam dan menggambarkan serangan itu siaga dan mereka siap untuk kemungkinan eskalasi.
Indikator yang paling penting adalah bahwa Israel hari ini memindahkan dua pertemuan penting, salah satu pertemuan pemerintah dan yang lainnya dari Kabinet, ke lokasi rahasia.
Selama bertahun-tahun, Israel telah mengandalkan serangan bedah sebagai alat untuk menahan musuh-musuhnya melalui pembunuhan yang ditargetkan, pengeboman yang presisi, dan gangguan sesaat terhadap infrastruktur.
Serangan baru-baru ini di Sana'a berada dalam konteks yang sama, yang dapat digambarkan sebagai strategi pemenggalan kepala daripada perang gesekan yang panjang.
Namun pertanyaan terpenting yang muncul saat ini adalah Apakah serangan-serangan ini benar-benar cukup untuk menetralisir ancaman Houthi atau apakah serangan-serangan ini membuka pintu bagi Houthi untuk menjadi simbol yang lebih kuat dari sebelumnya?
The Financial Times mengatakan bahwa meskipun telah menewaskan beberapa tokoh pemerintah, serangan ini diperkirakan tidak akan mempengaruhi kemampuan militer kelompok tersebut secara fundamental.
Surat kabar ini mencatat korban gugur sebagian besar adalah pemimpin administratif dan tidak menduduki posisi komando militer aktif, sehingga kecil kemungkinannya bahwa serangan tersebut akan secara radikal mempengaruhi kemampuan operasional kelompok Houthi.
Associated Press setuju dengan analisis ini, karena serangan itu menargetkan pejabat senior selama pertemuan, tetapi tidak melibatkan personel militer terkemuka, sehingga kecil kemungkinannya kantong-kantong kekuatan produktif, amunisi, atau infrastruktur militer yang sebenarnya akan berkurang.