Anggota Komisi X Desak Fadli Zon Minta Maaf soal Pemerkosaan Massal '98: Melukai

1 month ago 7
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Luthfi Humam/kumparanSuasana rapat kerja Komisi X DPR bersama Menteri Kebudayaan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Foto: Luthfi Humam/kumparan

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP, Mercy Christie Barends, mencecar Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon imbas pernyataan Fadli soal pemerkosaan massal di kerusuhan Mei ‘98.

Fadli sebelumnya mempertanyakan kebenaran terjadinya pemerkosaan massal di akhir masa Orde Baru itu.

Kepada Fadli yang merupakan politikus Gerindra itu, Mercy mengaku turun langsung bersama Komnas Perempuan menangani berbagai kasus kekerasan seksual pada saat kerusuhan. Menurutnya, korban kekerasan seksual benar adanya.

Para korban tak berani bicara karena mendapatkan begitu banyak represi. Ia pun menilai pernyataan Fadli sebagai sesuatu yang sangat menyakiti hati korban maupun aktivis perempuan.

Mercy Christie Barends dari PDIP berbicara soal temuan pemerkosaan '98 dalam raker dengan Menbud Fadli Zon, Rabu (2/7/2025). Foto: YouTube Komisi X DPRMercy Christie Barends dari PDIP berbicara soal temuan pemerkosaan '98 dalam raker dengan Menbud Fadli Zon, Rabu (2/7/2025). Foto: YouTube Komisi X DPR

“Kita bertemu dengan yang dari Papua, dari Aceh, dan sebagainya. Tidak satu pun korban berani untuk menyampaikan kasus kekerasannya karena pada saat itu mengalami represi yang luar biasa. Hal yang sama juga terjadi pada saat kerusuhan '98,” ujarnya saat Rapat Kerja bersama Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (2/7).

“Jadi kalau kemudian Bapak mempertanyakan kasus perkosaan dan massal dan seterusnya, ini cukup-cukup amat sangat melukai kami. Pada saat kita bertemu beberapa waktu aktivis perempuan pada saat itu yang dari Aceh, pada saat itu ada yang ditembak pada saat itu, Pak,” kata Mercy dengan nada berapi-api.

Mercy lalu menuntut permintaan maaf dari Fadli Zon karena sudah meragukan kebenaran terjadinya peristiwa pemerkosaan massal.

“Kami sangat berharap permintaan maaf. Mau korbannya perorangan yang jumlahnya banyak, yang Bapak tidak akui itu massal, permintaan maaf,” ucap dia.

“Karena korban benar-benar terjadi. Komnas Perempuan tidak dapat mempublikasikan ke publik karena ini menyangkut harkat, martabat,” tambahnya.

Mercy juga memberikan tiga dokumen bukti-bukti kekerasan kepada Fadli Zon untuk menjadi pertimbangannya saat menulis ulang sejarah pemerkosaan massal kerusuhan Mei ‘98. Salah satunya adalah dokumen hasil Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang dibentuk Presiden ke-3 RI BJ Habibie.

“Tiga dokumen hasil temuan TGPF, dokumen yang kedua adalah hasil temuan dari Special Report PBB, dan dokumen yang ketiga yaitu dokumen membuka kembali 10 tahun pasca konflik yang dikeluarkan oleh Komnas Perempuan,” ucapnya.

“Maka izinkan saya menyampaikan dokumen ini secara resmi kepada Pak Menteri,” tambahnya.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon usai memberikan pembekalan materi di retreat kepala daerah gelombang II, di Kampus IPDN, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (24/6/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan Menteri Kebudayaan Fadli Zon usai memberikan pembekalan materi di retreat kepala daerah gelombang II, di Kampus IPDN, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (24/6/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
 Denita BR Matondang/kumparanMenteri Kebudayaan Fadli Zon di Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan

Ia pun memberikan langsung ketiga dokumen itu ke Fadli dan Fadli menerimanya secara langsung.

Pernyataan Fadli Zon soal Pemerkosaan Massal

Sebelumnya, Fadli mengatakan, pemerkosaan memang terjadi saat kerusuhan, tetapi belum ada bukti sejarah yang menjelaskan pemerkosaan itu terjadi secara massal.

“Pemerkosaan saya yakin terjadi. Kekerasan seksual waktu itu (kerusuhan Mei 1998) terjadi seperti penjelasan saya terjadi, tetapi massal itu sistematis,” ujar Fadli Zon kepada wartawan, di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (24/6).

“(Contoh) tentara Serbia kepada (perempuan) Bosnia seperti peristiwa itu. Namanya massal, ada sistematik, terstruktur, dan masif. Nah, sekarang ada gak (buktinya di Indonesia). Kalau ada buktinya, tidak pernah ada,” tambah eks wakil ketua DPR ini.

Fadli menegaskan, peristiwa pemerkosaan massal yang terjadi saat kerusuhan 1998 perlu berlandaskan fakta hukum dan kajian secara ilmiah. Namun, nyatanya belum ada bukti investigasi dari kepolisian tentang pemerkosaan massal.

“Jadi, itu harus ada fakta-fakta hukum, ada akademik jadi ada siapa korbannya, di mana tempatnya, mana kejadiannya. Itu kan harus ada mana laporan waktu itu kan polisi kan menginvestigasi, harus ada datanya kan," ungkap doktor Ilmu Sejarah dari Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) ini.

Read Entire Article