
Ekonom senior Indef Didik J Rachbini mengenang kiprah almarhum Arif Budimanta, mantan Staf Khusus Presiden ke-7 Bidang Ekonomi, yang dinilainya banyak memberi kontribusi dalam bidang ekonomi, politik, Pancasila, dan kebijakan publik.
Menurut Didik, Arif melalui sejumlah karyanya menekankan bahwa nilai-nilai Pancasila dapat menjadi dasar bagi sistem ekonomi Indonesia yang adil, inklusif, dan berdaulat. Beberapa karyanya yang mendapat sorotan antara lain buku Pancasilanomics: Ekonomi Pancasila dalam Gerak (2019) dan Arsitektur Ekonomi Indonesia. Dalam karya tersebut, Arif mengkritisi arah pembangunan yang terlalu liberal dan menawarkan desain ekonomi berbasis konstitusi, sebagaimana tertuang dalam Pasal 33 UUD 1945.
“Arif banyak menulis buku dan artikel dengan fokus isu ketimpangan, UMKM, investasi, dan keberlanjutan. Kepergiannya harus kita kenang sebagai pelajaran hidup bagi generasi berikutnya,” ujar Didik dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Didik menambahkan, saat menjabat anggota DPR RI periode 2009–2014, Arif bersama sejumlah koleganya menggagas gerakan sunyi untuk menghidupkan ekonomi konstitusi. Salah satu inisiatifnya adalah mendorong indikator kesejahteraan masyarakat masuk ke dalam penyusunan APBN, bekerja sama lintas fraksi.
Selain di ranah politik, Arif juga aktif dalam dunia sosial dan pendidikan melalui Yayasan Wakaf Paramadina. Di sana, ia bersama para intelektual dan akademisi turut berperan dalam diskursus publik serta memberikan kritik terhadap kebijakan ekonomi-politik nasional.
“Kepergiannya terlalu cepat di usia yang masih muda. Namun takdir tidak bisa kita tolak, dan kita harus ikhlas melepasnya,” ucap Didik.
Arif Budimanta meninggal dunia pada Sabtu (00.06 WIB). Kabar duka ini turut dibenarkan Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi dan Bisnis, Muhadjir Effendy.