Inggris kini menghadapi rendahnya cakupan imunisasi anak dan ibu hamil. Terbaru, seorang bayi meninggal karena batuk rejan --penyakit yang sangat menular dan mematikan--, dan menjadikan kasus kematian pertama akibat penyakit tersebut di Inggris tahun ini. Kematian ini terjadi ketika tingkat vaksinasi di kelompok anak dan ibu hamil di Inggris turun ke level terendah dalam 15 tahun terakhir, Moms.
The Guardian melansir, ibu dari bayi tersebut rupanya belum mendapat imunisasi terkait penyakit batuk rejan, yang dapat memengaruhi paru-paru dan saluran pernapasan.
Ya Moms, batuk rejan atau pertusis adalah terjadinya infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh toksin bakteri gram negatif bernama Bordetella pertussis. Bayi yang tertular batuk rejan biasanya akan mengalami batuk sambil mengeluarkan suara teriakan yang khas seperti kehabisan napas. Penyakit ini dapat berakibat fatal, dan risiko paling parah adalah kematian.
Kasus ini menyusul kematian seorang anak akibat campak di Alder Hey Children’s Hospital di Liverpool, Juli 2025, dan 11 anak meninggal tahun lalu akibat wabah batuk rejan.
"Sedihnya adalah dengan kematian bayi baru lahir pada kuartal kedua tahun 2025, kita kembali diingatkan betapa parahnya batuk rejan bagi bayi yang masih sangat kecil. Doa dan belasungkawa dari kami bersama para keluarga yang telah kehilangan bayi mereka secara tragis," tutur Dr. Gayatri Amirthalingam, Wakil Direktur Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA).
Kematian Terjadi Akibat Tingkat Vaksinasi Anak yang Semakin Turun
UKHSA memperingatkan kematian ini terjadi karena tingkat vaksinasi untuk anak-anak SD, khususnya, berada pada level terendah dalam 15 tahun terakhir. Diketahui, hampir 1 dari 5 anak SD yang akan masuk sekolah tidak sepenuhnya terlindungi dari penyakit-penyakit termasuk batuk rejan, polio, tetanus, dan difteri.
Kondisi ini menempatkan Inggris jauh di bawah ambang batas 95 persen yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk kekebalan kelompok (herd immunity) bagi semua anak-anak yang sudah divaksin.
Data menunjukkan, hanya 83,7 persen anak berusia lima tahun yang telah menerima dua dosis vaksin campak, gondongan, dan rubella (MMR). Sementara penerimaan vaksin booster untuk empat penyakit sekaligus (polio, batuk rejan, tetanus, dan difteri), baru mencapai 81,4 persen pada anak-anak berusia lima tahun di Inggris.
Untuk meningkatkan vaksinasi, Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS/National Health Service) akan mulai menggabungkan pemberian vaksin kombinasi MMRV (campak/measles, gondongan/mumps, rubella/campak Jerman, dan varisela/cacar air) yang terbaru.
Sementara pada kelompok ibu hamil, cakupan vaksinasi pertusis untuk mencegah batuk rejan hanya pernah mencapai 76 persen, itu pun tahun 2016, Moms. Lalu tahun-tahun selanjutnya mengalami penurunan. Misalnya, tingkat vaksinasi ini pada ibu sekitar 73 persen, masih jauh dari target.
"Memastikan semua perempuan divaksinasi selama kehamilan menjadi semakin penting," ucap Amirthalingam.
"...