GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan akan memperketat pengamanan di area museum yang ada di Kota Bandung. Hal itu menyusul aksi penjarahan terhadap Museum Bagawanta Bhari di Kediri, Jawa Timur, setelah adanya aksi demonstrasi pada Sabtu, 30 Agustus 2025.
Dedi menyayangkan aksi penjarahan koleksi museum tersebut. Bahkan beberapa koleksi benda-benda bersejarah harus rusak akibat aksi penjarahan tersebut.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
"Kita jaga habis museum yang ada di Bandung, dan kita hari ini akan menjaga aset-aset yang tidak boleh dilakukan perusakan," ujar Dedi Mulyadi di Kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa, 2 September 2026.
Di Bandung, terdapat beberapa museum yang cukup populer dan menjadi tempat wisata sejarah. Diantaranya adalah Museum Geologi di Jalan Diponegoro dan Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung.
Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengaku prihatin dengan kejadian penjarahan koleksi Museum Bagawanta Bhari. Fadli mengatakan Museum Bagawanta Bhari bukan sekedar bangunan yang berisi koleksi benda bersejarah saja, lebih dari itu, museum tersebut merupakan memori kolektif masyarakat.
“Saya menghimbau kepada pihak yang telah mengambil beberapa koleksi penting tersebut untuk segera bisa mengembalikan dan menyerahkan koleksi kepada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI atau kepada pihak Museum Bagawanta Bhari Kediri,” ujar Fadli Zon di laman Kementerian Kebudayaan, Senin, 1 September 2025.
Dalam insiden itu, beberapa koleksi museum hilang seperti kepala patung Ganesha, koleksi Wastra atau kain batik dan arsip buku-buku lama. Selain itu, miniatur lumbung mengalami kerusakan parah. Sementara beberapa koleksi seperti arca bhodisatwa dan bata berenkripsi mantra-mantra berhasil diselamatkan juru pelihara Kementerian Kebudayaan.
Selain itu, beberapa cagar budaya lainnya menjadi bulan-bulanan massa dalam aksi demonstrasi beberapa hari terakhir. Di antaranya Gedung Grahadi Surabaya yang terbakar di sisi barat bagian depan. Gedung tersebut dibangun pada 1795 dengan gaya arsitektur khas. Kemudian Cagar Budaya tingkat Kota Bandung di Jalan Diponegoro Nomor 20. Gedung ini merupakan bagian kompleks hunian pejabat kolonial Belanda yang dibangun pada 1920 dengan gaya arsitektur Indische empire. Gedung itu hangus dilalap api berbarengan dengan aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat.
“Mari kita jaga museum dan cagar budaya yang ada di tempat kita masing-masing agar tetap lestari, karena ini merupakan simbol kemajuan peradaban bangsa,” kata Fadli.