Polisi Israel memeriksa lokasi serangan penembakan yang menewaskan beberapa orang dan lainnya terluka di halte bus di Yerusalem, Senin, 8 September 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Terjadi penembakan di halte bus di Yerusalem Timur yang menewaskan enam orang dan melukai beberapa lainnya. Dua pelaku disebut berasal dari Tepi Barat dan berhasil menerobos pengamanan Israel.
Jumlah korban terkini disampaikan Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar saat berkunjung ke Budapest. Saar berbicara melalui seorang penerjemah pada pengarahan bersama dengan Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto.
Pusat Medis Hadassah juga melaporkan kematian orang keenam dalam penembakan tersebut. Sebanyak 20 orang ikut terluka dalam insiden tersebut.
Seorang petugas keamanan dan seorang warga sipil menembak mati para pelaku setelah serangan yang menewaskan lima orang di Yerusalem Timur yang diduduki, kata polisi Israel. Polisi mengatakan pelaku penembakan tiba dengan kendaraan dan melepaskan tembakan ke terminal bus.
Para pejabat Israel telah menutup seluruh wilayah di mana serangan itu terjadi, dan pasukan keamanan mulai menggerebek wilayah-wilayah yang mungkin menjadi asal para penyerang.
Pihak berwenang Israel mengatakan kedua pelaku berasal dari daerah di Tepi Barat yang diduduki, tepat di sebelah barat Yerusalem Timur yang diduduki.
Mereka mengatakan keduanya bekerja bersama-sama dalam serangan ini dan melepaskan tembakan saat menaiki sebuah bus. Para saksi mengatakan salah satu dari mereka berpakaian seperti petugas tiket.
Serangan ini terjadi di dekat pemukiman ilegal Ramot, di utara Yerusalem Barat. Jika melihat Garis Hijau di peta, garis tersebut sebenarnya merembes ke Yerusalem Timur yang diduduki.
Permukiman ini dianggap ilegal menurut hukum internasional dan merupakan bangunan dan struktur yang melanggar hak-hak warga Palestina dan menghancurkan kesinambungan wilayah negara Palestina di masa depan.