Jakarta (ANTARA) - Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang tampak percaya diri, gemar memamerkan diri, namun kurang peka terhadap perasaan orang lain? Atau mungkin seseorang yang merasa dirinya selalu benar dan layak diperlakukan secara istimewa? Kondisi tersebut bisa menjadi gejala gangguan kepribadian narsistik atau Narcissistic Personality Disorder (NPD).
NPD merupakan gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan rasa percaya diri berlebihan, perilaku manipulatif, serta kebutuhan tinggi akan perhatian dan kekaguman. Penderita kondisi ini kerap tidak menyadari masalah yang dialaminya sehingga sering menimbulkan kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Menurut para ahli, NPD biasanya mulai tampak pada masa remaja hingga awal dewasa. Faktor penyebabnya beragam, mulai dari bawaan genetik hingga pola asuh yang salah di masa kecil. Meski terlihat penuh percaya diri, pengidap NPD sejatinya rapuh dan mudah runtuh hanya karena sedikit kritik.
Baca juga: Kenali ciri-ciri perilaku NPD berikut ini!
Ciri-ciri perilaku NPD
Ada sejumlah tanda yang perlu diwaspadai terkait dengan NPD, di antaranya:
- Menilai diri sendiri terlalu tinggi dan membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan.
- Merasa superior tanpa alasan yang jelas.
- Melebih-lebihkan prestasi dan kemampuan demi mendapatkan pengakuan.
- Meyakini diri sebagai individu istimewa yang hanya dapat dipahami oleh orang “selevel”.
- Berfantasi tentang kesempurnaan, seperti kesuksesan besar, kekuasaan, hingga pasangan ideal.
- Selalu ingin dipuji dan menjadi pusat perhatian.
- Merasa berhak mendapat perlakuan khusus.
- Memanfaatkan orang lain demi kepentingan pribadi.
- Kurang memiliki empati terhadap orang lain.
- Mudah merasa iri atau menuduh orang lain iri padanya.
- Bersikap arogan dan meremehkan orang lain.
- Menolak kritik, selalu merasa benar, serta mencari perhatian berlebihan.
- Bersikap manipulatif, misalnya dengan metode tarik-ulur untuk mendominasi hubungan.
Baca juga: Mengenal apa itu NPD beserta gejalanya
Dampak dan cara menghadapinya
Sikap tersebut dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan asmara, pertemanan, pekerjaan, maupun lingkungan sosial. Banyak penderita NPD tidak menyadari kondisi mereka, sehingga hubungan dengan orang lain kerap berakhir menjadi toxic relationship.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi orang dengan NPD antara lain:
- Menetapkan batasan dalam hubungan.
- Memberikan komentar dengan hati-hati dan menggunakan kata-kata positif.
- Menghindari perdebatan langsung dan merespons dengan tenang saat mereka marah.
- Menjaga hubungan sehat dengan orang lain yang mampu memberi energi positif.
Namun, perlu diingat bahwa orang dengan NPD biasanya sulit berubah meski orang sekitar berusaha mengelola hubungan sebaik mungkin. Dalam kasus tertentu, kondisi ini membutuhkan penanganan profesional melalui psikolog atau psikiater.
Mengapa NPD bisa terjadi?
Hingga kini, penyebab pasti NPD belum diketahui. Namun, para pakar menduga gangguan ini berkaitan dengan pola asuh yang keliru, seperti terlalu memanjakan, memberikan pujian berlebihan, atau sebaliknya terlalu kritis dan keras terhadap anak. Faktor genetik serta pengalaman masa kecil, termasuk trauma dan kekerasan, juga diyakini berperan dalam pembentukan gangguan ini.
Mengenali tanda-tanda NPD penting untuk mencegah dampak buruk pada hubungan sosial maupun kesehatan mental. Jika memiliki kerabat atau teman dengan gejala tersebut, disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional agar mendapatkan cara tepat dalam menghadapi dan mendampinginya.
Baca juga: Ramai dibahas di medsos, apa Itu NPD dan bagaimana mengenalinya?
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.