Kondisi kondusif Kota Kupang berpengaruh terhadap okupansi hotel.
REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG, – Kota Kupang di Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil mempertahankan kondisi kondusif selama dan setelah unjuk rasa di berbagai daerah, berkat upaya pemerintah setempat dan Forkopimda. Hal ini berdampak positif terhadap okupansi hotel di wilayah tersebut.
Pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTT, Dedy Jhon Hidayat, mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi NTT dan Forkopimda yang menggelar doa bersama lintas agama di depan Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT pada Minggu (31/8). "Kami berterima kasih atas inisiatif ini yang menjaga citra positif Kota Kupang sehingga aman dan kondusif," ujarnya, Jumat.
Menurutnya, kondisi yang aman memberikan dampak baik tidak hanya bagi masyarakat tetapi juga sektor pariwisata dan perhotelan. PHRI NTT pun optimis dapat menginformasikan kepada wisatawan bahwa situasi setempat telah kembali kondusif dan normal.
Dedy menambahkan, tamu-tamu wisatawan mancanegara yang datang ke NTT umumnya berasal dari Surabaya, Bali, Makassar, dan Jakarta. "Sejak 1 September 2025, okupansi hotel sempat menurun akibat situasi nasional, namun kami yakin dengan suasana kondusif ini okupansi akan meningkat," jelasnya.
Optimisme Pariwisata dan Event "Tour de Entete"
PHRI NTT juga menyatakan bahwa kegiatan di hotel sudah kembali normal pada pekan kedua September. Selain itu, ajang "Tour de Entete" yang akan digelar pada 10-21 September 2025 diharapkan dapat lebih meningkatkan okupansi hotel.
Tahun ini, meski ada efisiensi, tingkat okupansi hotel di NTT hampir mencapai 60 persen secara year-to-date. Bulan Agustus mencatat tingkat okupansi tertinggi sebesar 80 persen. PHRI berkomitmen untuk memberikan pelayanan maksimal demi kesuksesan "Tour de Entete 2025".
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara