
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan sepanjang semester I 2025, terutama akibat gejolak geopolitik global.
Hingga akhir Juni 2025, IHSG tercatat melemah 3,46 persen month-to-date (mtd), dan secara year-to-date (ytd) terkoreksi 2,15 persen ke level 6.927,68.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menjelaskan pasar modal sempat terguncang cukup dalam pada kuartal pertama 2025, namun menunjukkan pemulihan di kuartal kedua tahun ini.
"Di pasar modal, perkembangan yang pada triwulan pertama menunjukkan guncangan yang tinggi," kata Mahendra dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (3/7).
Pada triwulan kedua pasar menunjukkan perkembangan yang lebih stabil dan sampai pada akhir bulan Juni 2025. Pada kuartal I IHSG ditutup melemah 2,15 persen.
Meski demikian, arus modal asing menunjukkan pelemahan. Per 30 Juni 2025, tercatat dana asing keluar (net sell) sebesar Rp 8,38 triliun (mtd), berbalik arah dari posisi Mei 2025 yang mencatatkan net buy sebesar Rp 5,53 triliun.
Dari sisi aktivitas perdagangan, nilai transaksi harian di pasar saham hingga 3 Juni 2025 tercatat mencapai rata-rata Rp 13,29 triliun, sedikit meningkat dibandingkan rerata tahun 2024 sebesar Rp 12,85 triliun.

Sementara itu, pasar obligasi mencatat kinerja positif. Indonesia Composite Bond Index (ICBI) mengalami kenaikan 5,43 persen secara ytd, mencerminkan penguatan minat investor terhadap instrumen pendapatan tetap.
“Sebaliknya untuk pasar obligasi menunjukkan penguatan dan ditutup dengan 5,43 persen pertumbuhannya,” tambah Mahendra.
Dari sisi pendanaan, pasar modal Indonesia tetap menunjukkan performa solid. OJK mencatat total penghimpunan dana (fundraising) dari penawaran umum mencapai Rp 142,6 triliun hingga akhir Juni 2025. Angka ini mencakup aktivitas IPO, right issue, serta penerbitan obligasi dan sukuk korporasi.
“Kemudian terkait dengan kinerja penawaran umum, dapat disampaikan bahwa sampai akhir bulan Juni telah dihasilkan fundraising sebesar Rp 142,6 triliun yang merupakan bagian dari target Rp 200 triliun pada tahun ini,” ungkapnya.
Secara rinci, hingga semester I 2025, terdapat 14 emiten IPO dengan total dana terkumpul Rp 6,69 triliun, 8 right issue senilai Rp 19,14 triliun, dan 76 penerbitan obligasi dan sukuk dengan nilai Rp 116,78 triliun.