INFO TEMPO - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara sukses menyelenggarakan Amazing Sultra Run 2025. Rangkaian kegiatan ini berlangsung selama tiga hari pada Jumat-Ahad, 5-7 September 2025 yang dipusatkan di kawasan eks MTQ Kota Kendari.
Kegiatan Amazing Sultra Run 2025 juga dirangkaikan dengan kegiatan sosial pasar murah. Warga Kendari dan sekitarnya berbondong-bondong membeli kebutuhan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangerukka mengatakan, pasar murah merupakan cara pemerintah untuk menjaga stabilitas harga sekaligus mendekatkan diri dengan masyarakat. Menurut dia, kegiatan serupa akan terus dikembangkan dengan variasi lain, seperti jalan sehat, sepeda santai hingga aktivitas kreatif lain yang menyatukan olahraga, wisata, dan aksi sosial.
“Kegiatan seperti ini akan terus kita hadirkan. Jadi, ini event olahraga, wisata dan ekonomi dipadu menjadi satu. Masyarakat yang datang bisa berbelanja untuk membeli kebutuhan pokok,” kata Gubernur Andi. Di pasar murah, harga beras 5 kilogram yang biasanya Rp 60 ribu dijual Rp 50 ribu. Begitu juga dengan komoditas lainnya, yakni telur, minyak goreng, daging ayam, hingga sayuran segar.
Beras SPHP dijual seharga Rp 50 ribu per lima kilogram dalam pasar murah yang turut meramaikan ajang Amazing Sultra Run di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Ahad, 7 September 2025. Dok. TEMPO
Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sulawesi Tenggara La Ode Rusdin mengatakan, keterlibatan pihaknya dalam kegiatan pasar murah menunjukkan bahwa produk hortikultura lokal tersedia. Dia mengakui ada tantangan distribusi yang belum merata. Musababnya, masa panen yang tidak sama antara daerah yang satu dengan daerah lain di Sulawesi Tenggara.
“Kami mendorong kegiatan pasar murah ini terus berlangsung agar hasil panen di satu daerah bisa dipasok ke daerah lain,” katanya. Contoh, cabai, tomat, dan jagung dari Kecamatan Konda, Konawe Selatan, langsung dijual ke masyarakat dengan harga mulai Rp 5.000.
Tujuan dari pasar murah atau pasar tani ini, menurut Rusdin, guna memangkas rantai distribusi dari petani langsung ke pembeli. “Komoditas cabai dan bawang kerap menjadi penyumbang inflasi. Alhamdulillah, hari ini stok tersedia,” katanya.
Dalam kegiatan Pasar Murah, Bulog juga hadir dengan menjual sejumlah kebutuhan pokok, seperti beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) seharga Rp 50 ribu per lima kilogram. Angka turun dari harga normal Rp 68 ribu seusai Pemerintah Sulawesi Tenggara memberikan subsidi. Ada pula gula pasir yang dijual seharga Rp 12 ribu per kilogram dan daging ayam Rp 35 ribu per kilogram.
Sekitar 20 tenant UMKM turut meramaikan pasar murah dengan menjual aneka jajanan lokal. Hasna, seorang warga Kendari, mengaku senang bisa berolahraga sekaligus berbelanja kebutuhan pokok. “Harga di sini lebih murah dibandingkan di pasar,” ucapnya.
Bank Indonesia juga membuka booth edukasi dan mengajak masyarakat mencintai rupiah. Bank Indonesia mengapresiasi kegiatan kreatif yang memadukan olahraga dengan wisata dan ekonomi. Bank Indonesia berharap sinergi seperti ini bisa terus dilakukan.
“Bank Indonesia tidak hanya hadir dengan booth dan edukasi, tetapi juga mengirim pelari untuk ikut memeriahkan Amazing Sultra Run 2025,” kata Rahadian Triaji, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara. “Kami berharap BI terus dilibatkan dalam event sport tourism seperti ini. Di hampir semua kedai di sini sudah bisa menggunakan QRIS. Jadi meski tanpa uang tunai, masyarakat tetap bisa belanja asal punya saldo di ponsel.”
Rahadian menjelaskan, Bank Indonesia memiliki peran penting dalam sistem pembayaran, baik tunai maupun non-tunai seperti BI-RTGS, BI-FAST, dan QRIS. Pada kegiatan ini, hampir semua stand atau kedai yang beraprtisipasi sudah menggunakan sistem pembayaran QRIS. (*)