
INDONESIA dan Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) telah melaksanakan Putaran Ketiga Perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas antara kedua pihak (Indonesia-GCC FTA). Perundingan tersebut dilaksanakan secara hibrida pada 1-5 September 2025.
Menurut Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI Djatmiko Bris Witjaksono, perundingan I-GCC FTA ditargetkan selesai secara substantif akhir 2025.
“Putaran ketiga perundingan merupakan salah satu langkah mempercepat penyelesaian perundingan. Kami mendorong tercapainya titik tengah dan fleksibilitas dari kedua belah pihak, khususnya pada isu-isu pokok yang menjadi kepentingan bersama. Hal ini akan menjadi salah satu pilar untuk penguatan kemitraan jangka panjang Indonesia dengan GCC,” ujar Djatmiko dalam keterangan resmi, Minggu (7/9).
Putaran ketiga ini merupakan tindak lanjut dari putaran kedua pada Februari 2025 di Riyadh, Arab Saudi. Putaran ketiga perundingan telah didahului pertemuan intersesi ke-2 yang dilaksanakan secara daring pada Agustus 2025
Djatmiko mengungkapkan, cakupan isu yang dibahas dalam perundingan ketiga, antara lain perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, dan ketentuan asal barang. Selain isu utama tersebut, juga dibahas isu terkait kerja sama ekonomi, usaha kecil dan menengah, dan ekonomi Islam (halal).
Djatmiko menyampaikan, keberhasilan perundingan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Selain itu, juga untuk semakin membuka pasar kawasan Timur Tengah bagi produk-produk unggulan Indonesia.
“Kami harap, keberhasilan perjanjian ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan membuka peluang pasar produk Indonesia tidak hanya ke Negara Teluk, tetapi juga ke negara-negara di kawasan Timur Tengah, Afrika, dan Eropa,” kata Djatmiko.
Untuk memastikan perundingan dapat selesai sesuai target, Djatmiko menegaskan bahwa perlu koordinasi intensif lintas kementerian dan lembaga di Indonesia untuk menyelesaikan isu-isu yang belum tuntas (outstanding issues). Selain itu, pembahasan teknis terkait akses pasar barang dan jasa juga perlu dipercepat.
Kemajuan Perundingan
Sementara itu, Direktur Perundingan Bilateral Kemendag RI sekaligus Ketua Tim Perunding Indonesia Danang Prasta Danial menjelaskan, putaran ketiga berhasil memberikan kemajuan signifikan untuk keseluruhan isu runding dalam kerangka Indonesia-GCC FTA.
“Indonesia dan GCC berhasil mencapai kesepakatan pada isu Movement of Natural Person (MNP) dan kemajuan pada teks runding. Untuk semakin mempercepat penyelesaian negosiasi, akan dilakukan juga pertemuan intersesi sebelum putaran keempat,” ujar Danang.
Perundingan Indonesia-GCC FTA telah diluncurkan pada 31 Juli 2024. Indonesia-GCC FTA menjadi perundingan perjanjian dagang yang ketiga bagi Indonesia dengan mitra dagang di kawasan Timur Tengah.
Indonesia telah memiliki perjanjian dagang dengan Uni Emirat Arab (Indonesia–United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement/Indonesia-UAE CEPA) dan Iran (Indonesia–Iran Preferential Trade Agreement/Indonesia-Iran PTA).
GCC merupakan aliansi kerja sama ekonomi dan politik yang beranggotakan enam negara, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Qatar. Kerja sama Indonesia dan GCC dalam skema FTA akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi Indonesia sebesar USD 258,40 juta.
Indonesia-GCC FTA juga akan meningkatkan ekspor Indonesia ke kawasan Teluk hingga sebesar 17,4%, khususnya untuk peralatan elektronik (33,86%), kulit (29,3%), produk logam (28%), manufaktur (27,7%), dan tekstil (30,7%).
Pada periode Januari-Juni 2025, total perdagangan Indonesia-GCC tercatat sebesar US$7,9 miliar, dengan ekspor Indonesia ke GCC sebesar US$4 miliar dan impor dari GCC sebesar US$3,9 miliar. Sementara itu, pada 2024, total perdagangan Indonesia-GCC mencapai US$15,6 miliar, dengan ekspor Indonesia ke GCC tercatat sebesar US$7 miliar dan impor dari GCC US$8,5 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke GCC di antaranya kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit dan fraksinya, perhiasan,kapal suar, machinery for earth,serta mineral dan bijih. Sementara itu, komoditas impor utama Indonesia dari GCC di antaranya minyak petroleum mentah, minyak petroleum selain mentah, gas petroleum, produk besi setengah jadi, dan berbagai jenis belerang. (Ifa/M-3)