Ibu pendemo berjilbab pink menjadi inspirasi gerakan dan tuntutan 17+8 yang digaungkan sejumlah influencer di medsos saat demo di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat akhir Agustus 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi seorang ibu pendemo berhijab pink menjadi inspirasi gerakan masyarakat sipil dalam menyampaikan tuntutan. Selama ini, warna pink yang lekat dengan feminitas dan kelembutan, kini diasosiasikan menjadi warna keberanian dan perlawanan.
Dalam beberapa kali aksi di depan Gedung Parlemen, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat dan gerbang Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Semanggi, Jakarta Selatan, sang ibu terlibat bersama mahasiswa menyuarakan tuntutan keadilan. Bahkan, sang ibu tidak ciut berhadapan dengan kepolisian.
Melihat perjuangan sang ibu, sejumlah influencer menjadikan ibu berkerudung pink tersebut sebagai dasar seruan dan tuntutan 17+8. Berbagai artis, aktivis, influencer, bahkan jurnalis ikut menyuaran aspirasi 17+8.
Sayangnya, kini muncul video ibu yang dijadikan figur pergerakan warna pink terekam kamera memaki Presiden RI Prabowo Subianto. Sang ibu juga berteriak mendukung Anies Rasyid Baswedan sebagai pengganti Prabowo. Alhasil, di berbagai kanal media sosial, seperti Instagram, X, dan Tiktok, muncul perdebatan tentang sosok ibu tersebut apakah pantas dijadikan sebagai rujukan gerakan masyarakat sipil melawan penguasa.