Polisi terus menyelidiki siapa koordinator atau dalang di balik kasus perusakan dan penjarahan yang terjadi di beberapa polsek dan Polres Jakarta Timur pada 30 Agustus lalu.
Kapolres Jakarta Timur, Kombes Pol Alfian Nurrizal, mengatakan hingga saat ini belum dapat dipastikan apakah para pelaku saling mengenal atau ada koordinator yang mengarahkan aksi tersebut.
“Masih belum, masih kita dalami, jadi tentunya ini kita memberikan press release ini supaya masyarakat mengetahui apa yang sudah terjadi, peristiwa kejahatan atau perusakan, pembakaran, penjarahan,” ujar Alfian dalam jumpa pers di Polres Metro Jakarta Timur, Senin (8/9).
“Kami sudah mengamankan 14 tersangka. Kalau nanti terkait satu dengan yang lain, itu masih kita dalami. Jadi nanti akan ada kaitan dari situ semuanya, apakah ini nanti kita buat, nanti kita akan sampaikan lagi,” lanjutnya.
Ia menjelaskan, penyerangan dan pencurian di Polsek Cipayung terjadi pada Sabtu (30/8), sekitar pukul 01.55 WIB. Salah satu pelaku berinisial DD terlihat menarik motor Yamaha NMAX milik anggota Polsek Cipayung dari halaman pos polisi.
Pelaku berhasil ditangkap pada Sabtu (6/9) dan mengakui perbuatannya. Selain itu, polisi juga mengamankan pelaku lainnya berinisial NR dan YO.
“Perannya mereka termasuk melakukan siaran langsung di TikTok untuk mengajak massa bergabung serta melemparkan batu ke Polsek Cipayung dan pos polisi lainnya,” terang Alfian.
Barang bukti yang diamankan antara lain tameng polisi, jaket, topi, celana, sepatu, dan motor Yamaha Lexi milik pelaku.
Penyerangan serupa juga terjadi di Polsek Ciracas pada hari yang sama.
“Sekitar pukul 01.00, sekitar 500 massa datang dengan sepeda motor dan mulai mendorong gerbang Polsek Ciracas. Mereka melempari Polsek dengan batu, dengan petasan atau kembang api, kemudian masuk ke dalam untuk menjarah barang inventaris, merusak fasilitas dan membakar kendaraan,” jelas Alfian.
NR dan YO juga terlibat dalam aksi di Ciracas dengan melakukan siaran langsung TikTok untuk memprovokasi massa.
Alfian menambahkan, keterkaitan pelaku di Ciracas dan Cipayung terlihat dari kesamaan barang bukti yang ditemukan dan telah dicatat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Namun, pihaknya masih mendalami apakah ada provokasi terkoordinasi atau penyandang dana di balik aksi tersebut.
“Nanti kita akan sampaikan, kita masih dalami, tadi sudah ditanyakan untuk keterkaitan satu dengan lain kami belum bisa menyampaikan bahwa adanya provokasi dan pendanaan,” jelas Alfian.