
PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mengonfirmasi bahwa revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2025 untuk mendukung kesiapan operasional tambang di Blok Bahodopi, Sulawesi Tengah.
Perseroan tinggal menunggu persetujuan akhir dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Manajer Corporation Finance & Investor Relations Vale Indonesia, Andaru Brahmono Adi, menjelaskan, seluruh persiapan operasional di Bahodopi sejatinya telah rampung, baik dari sisi kontraktor, peralatan, hingga kesiapan lapangan.
“Jadi RKAB yang kita revisi untuk tahun 2025 ini kita sebenarnya menyasar pada tambang Bahodopi. Karena secara kesiapan sendiri Bahodopi itu sudah siap untuk operasi. Kontraktornya sudah siap di lapangan. Equipment semuanya sudah siap,” ujar Andaru kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (18/7).
Dia menyebutkan proses evaluasi RKAB sudah berjalan sejak April 2025. Sejumlah tahapan telah dilewati, termasuk mendapatkan tanda tangan dari pejabat Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba). Vale kini menunggu persetujuan final dari Direktur Jenderal Minerba.
Andaru juga menyebut dengan beroperasinya tambang Bahodopi, produksi Vale secara kuantitas bakal meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut juga mendukung strategi diversifikasi produk yang tengah dijalankan perusahaan.
“Ya, kalau kita lihat sebenarnya dari sisi kuantitas akan lebih tinggi, dibandingkan tahun lalu. Karena tadi yang saya bilang diversifikasi produk itu sudah mulai jalan tahun lalu. Tapi itu sendiri sebenarnya kuantiti itu untuk meng-offsite nilai nikel acuan yang sebenarnya turun dibandingkan tahun lalu. Jadi harusnya secara kuantitas lebih oke dibandingkan tahun lalu,” katanya.
Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen Vale menyampaikan revisi RKAB bertujuan untuk mengamankan tambahan produksi sekitar 2 juta ton bijih saprolite dari blok Bahodopi.
Hingga kuartal I/2025, Vale telah memproduksi 17.027 ton nikel matte dan mengirimkan 17.096 ton nikel matte. Selain itu, Vale juga menjual sekitar 80.000 ton bijih saprolit secara komersial ke pasar domestik.