Aksi unjuk rasa di depan Polres dan kantor DPRD Kabupaten Jepara, Jawa Tengah awalnya berlangsung damai. Namun aksi menjadi ricuh usai massa lain datang. Mereka melakukan pembakaran dan penjarahan di gedung DPRD.
Awalnya aksi unjuk rasa yang dihadiri ratusan masa dari mahasiswa, masyarakat umum dan pengemudi Ojek Online (Ojol) di Polres Jepara berlangsung damai pada Sabtu (30/8) sekitar pukul 19.00 WIB.
Mereka membawa lima tuntutan, di antaranya tuntutan hukum, keadilan bagi korban, reformasi institusi, akuntabilitas institusi, dan demokratisasi. Massa juga meminta kasus meninggalnya ojol dilindas rantis diusut tuntas.
Massa lalu meminta komitmen dari Polres Jepara dan meminta kapolres menandatangi surat pernyataan. Permintaan itu lalu dikabulkan, massa lalu membubarkan diri, sekitar pukul 20.00 WIB.
Mengetahui massa telah membubarkan diri, aparat kepolisian yang awalnya bersiap berjaga di depan Polres Jepara juga ikut membubarkan diri.
Massa Lain Datang Bikin Rusuh
Namun tak selang lama sekitar pukul 20.30 WIB, tiba - tiba ratusan massa memakai penutup muka mulai mengambil beberapa bambu tiang bendera yang berada di sekitar. Mereka menajamkan bambu tersebut, seperti bambu runcing.
Massa itu kemudian membuat kericuhan, polisi merespons dengan tembakan gas air mata agar mereka bubar. Namun, bukannya berhenti, massa justru melakukan pembakaran di depan Polres, pertigaan jembatan kanal, dan pertigaan dekat kantor DPRD Jepara.
Massa lalu melakukan pembakaran, pengerusakan dan penjarahan di kawasan kantor DPRD Jepara. Mereka membawa sejumlah barang dari kantor DPRD.
Salah satu pegawai Setwan DPRD Jepara yang enggan disebutkan namanya mengatakan, kantor DPRD Jepara mengalami kerusakan yang parah usai kericuhan semalam.
"Hancur semua parah ini kondisinya," ucap pria itu, Minggu (31/8).
Ia menyebut, beberapa barang hilang dan ruangan juga hancur dirusak massa.
"Ruang Paripurna, pimpinan, ruangan fraksi hancur semua, kalau ruang darmawanita dan gudang yang biasanya untuk sopir di bakar, banyak barang yang hilang tapi ada barang terselamatkan," jelas pria itu.
Sementara itu, Komandan Kodim 0719/Jepara, Letkol Arm Khoirul Cahyadi menambahkan, pihaknya menurunkan ratusan personel untuk amankan aksi demo semalam.
"Kami dari kemarin sudah terjunkan personel sekiranya 200 personel, tersebar di DPRD, Polres, Pemda, PLTU, PLN dan (mereka) standby," ungkap Khoirul.
Sampai saat ini, Minggu (31/8) siang, anggota juga masih berjaga dan membantu membersihkan sisa kerusuhan. Ia berpesan kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga kondusifitas keamanan Kabupaten Jepara.