
Direktur Merah Putih Stratejik Institut (MPSI), Noor Azhari, menegaskan bahwa insiden salah paham antara personel Brimob dengan anggota Badan Intelijen Strategis TNI di kawasan Slipi, Jakarta Barat, pada 28 Agustus 2025, tidak boleh dipelintir menjadi konflik TNI-Polri.
Noor mengecam keras pemberitaan yang menggiring opini seolah-olah aparat keamanan terlibat sebagai aktor kerusuhan. Menurutnya, narasi tersebut bukan sekadar keliru, melainkan juga membahayakan kepercayaan publik terhadap institusi negara.
“Faktanya jelas, insiden itu sudah selesai secara damai. Identitas diverifikasi, lalu ditutup dengan saling berjabat tangan. Tidak ada konflik, tidak ada keterlibatan aparat sebagai pemicu rusuh. Maka, kalau ada media yang menulis sebaliknya, itu fitnah,” kata Noor dalam keterangan tertulis, Kamis (4/9).
Noor menegaskan bahwa TNI dan Polri adalah garda terdepan keamanan bangsa. Menuduh keduanya sebagai aktor kerusuhan sama saja dengan merusak fondasi negara.
“Soliditas TNI-Polri itu harga mati. Insiden Slipi hanyalah kesalahpahaman teknis, selesai dengan baik, tidak ada konflik. Maka, menuduh aparat sebagai aktor kerusuhan adalah fitnah keji dan bisa diproses hukum,” pungkasnya.
Menurutnya, tuduhan kepada aparat tanpa dasar bisa dijerat hukum. Ia pun meminta semua pihak berhati-hati dalam menyampaikan narasi terkait aksi demonstrasi. (E-3)