
Keluarga menanti kepulangan Arya Daru Pangayunan (39 tahun), diplomat Kementerian Luar Negeri yang jenazahnya ditemukan di kamar kos Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat.
Pantauan kumparan di rumah duka, di Jalan Munggur, Jomblang, Janti, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, para pelayat terus berdatangan.
Karangan bunga ucapan duka dari berbagai instansi dan kerabat juga memenuhi jalan gang menuju rumah duka.
"Kurang-lebih sekitar 14.00 WIB atau 14.30 WIB insyaallah (jenazah) sampai di sini, kita semayamkan, kita doakan bersama," kata Meta Bagus, kakak ipar Arya.
Jenazah Arya dijemput istri dan anak-anaknya beserta keluarga yang ada di sana.
Nanti, jenazah Arya akan dimakamkan di Pemakaman Sunthen.
"Pemakaman Sunthen kurang lebih sekitar 3 kilometer dari sini," katanya.
Suka Menulis

Meta Bagus mengenang Arya sosok yang gemar menulis.
"Dia pernah nulis buku tapi saya lupa judulnya apa. Saya senang. Alur ceritanya enak menceritakan dari sudut pandang, bukan sudut pandang kaku itu enggak, memperkenalkan pekerjaannya dengan sudut pandang yang menyenangkan jadi orang interest untuk membaca," ujarnya.
Ketika Arya pulang, Meta Bagus selalu menyempatkan mengobrol dan makam siang bersama. "Sering ke Yogya, kan anak istrinya di sini. Bisa seminggu sekali," ujarnya.
Keluarga Syok

Meta Bagus mengatakan keluarga syok mendengar kabar meninggalnya Arya.
"Syok, saya bingung juga menyampaikannya," katanya.
Arya yang biasa dipanggil Ndaru sosok yang menyenangkan bagi Meta Bagus. Dia telah mengenal adik iparnya sejak dari kecil.
"Ndaru itu selalu menyenangkan dan saya tidak ingin ada kenangan lain selain itu. Dari dia SD, SMP saya sudah kenal. Enggak cuma sekadar adik saya ketemu gede itu enggak," katanya.