Eks Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra pergi ke Dubai, Uni Emirat Arab, sehari jelang pemilihan PM baru pada Jumat (5/9) ini. Thaksin disebut-sebut sebagai politikus kontroversial dan paling berpengaruh di sana.
Laporan berbagai pihak Thaksin meninggalkan Thailand tepatnya pada Kamis (4/9) malam. Dia berangkat ke Dubai memakai jet pribadi.
Kepergian Thaksin dilakukan sepekan jelang sidang putusan atas serangkaian kasus menimpa dirinya. Jika terbukti bersalah Thaksin terancam kembali dipenjara, demikian dikutip dari Reuters.
Kepergian ini juga terjadi kurang sepekan setelah anaknya Paetongtarn Shinawatra dipecat dari jabatan PM. Paetongtarn terbukti melanggar etik.
Sejumlah unggahan di X memperlihatkan Thaksin sedang medical checkup setibanya di Dubai pada Kamis malam. Dubai adalah tempat pengasingan Thaksin selama 15 tahun, sebelum kembali ke Thailand pada 2023.
Saat itu Thaksin kabur ke Dubai demi menghindari vonis penjara terhadap dirinya akibat kasus penyalahgunaan kekuasaan.
Saat ini, Thaksin menyebut akan kembali ke Thailand pada Senin pekan depan.
Adapun kepergian Thaksin bertepatan dengan kekosongan pemerintahan Thailand imbas pemecatan putrinya.
Partai penguasa yang didukung keluarga Shinawatra, Pheu Thai mengusulkan pembubaran parlemen dan meminta pemilu. Tapi, permintaan itu ditolak Kerajaan Thailand.
Akibatnya, penantang Pheu Thai yaitu pemimpin Partai Bhumjaithai, Anutin Charnvirakul, diunggulkan sebagai PM baru.
Anutin membutuhkan dukungan setengah dari anggota parlemen untuk menjadi PM baru. Saat ini koalisi Anutin berhasil menguasai 146 suara di parlemen.
Partai Rakyat yang punya kursi 143 memastikan akan mendukung Anutin pada pemungutan suara. Tetapi, Partai Rakyat menegaskan tidak akan masuk pemerintahan Anutin.