
KANKER lambung bermula di lapisan sel lambung. Gejalanya meliputi gangguan pencernaan dan sakit perut. Kanker kardia lambung bermula di bagian atas lambung, tepat di bawah titik pertemuannya dengan esofagus. Kanker lambung menjadi masalah kesehatan yang serius, terutama karena gejalanya tidak terlihat jelas hingga stadium lanjut.
Ahli gastroenterologi lulusan Harvard University, dr Saurabh Sethi membagikan beberapa tips untuk menurunkan risiko terkena kanker lambung. Pertama, konsumsi bawang putih karena mengandung alisin atau senyawa sulfur yang dalam uji praklinis telah terbukti menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi kematian sel terprogram. Bawang putih juga meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan mengandung aktivitas antibakteri.
Penelitian terbaru, termasuk penelitian genetik, telah mengidentifikasi peran unik bawang putih sebagai pelindung kanker lambung.
"Berbeda dengan bawang bombai, yang tidak menghasilkan efek serupa, bawang putih menunjukkan potensi untuk menurunkan risiko secara signifikan jika dikonsumsi secara teratur dalam konteks pola makan sehat yang padat nutrisi," kata Sethi dikutip dari Times of India pada Sabtu (6/9).
Tips kedua yakni batasi konsumsi daging olahan seperti ham, sosis, dan irisan daging olahan mengandung pengawet, dan sebagainya. Semua zat ini diubah menjadi karsinogen di dalam lambung.
Daging olahan diklasifikasikan sebagai karsinogen Golongan 1 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang jelas menunjukkan tingginya bukti kanker akibat daging olahan pada manusia.
Konsumsi daging olahan setiap hari telah dikaitkan dengan tingginya insiden sebagian besar kanker gastrointestinal, termasuk kanker lambung. Menggantinya dengan makanan berprotein segar dapat berkontribusi pada peningkatan kesehatan sistem pencernaan dalam jangka panjang.
Tips yang ketiga yaitu tingkatkan asupan sayuran seperti brokoli, kembang kol, kubis brussel, dan kubis kaya akan glukosinolat. Ketika dikonsumsi, mereka mendukung enzim detoksifikasi di hati dan menghalangi karsinogen mengikat DNA.
"Teruji di laboratorium setelah terdegradasi menjadi senyawa bioaktif, sayuran ini terbukti memiliki efek antikanker," ujarnya.
Beberapa studi observasional menunjukkan korelasi yang sangat berbanding terbalik antara asupan sayuran silangan dan risiko kanker lambung. Konsumsi sayuran ini dalam jumlah yang cukup setiap hari membantu detoksifikasi dan berkontribusi dalam mengurangi peradangan kronis, suatu kondisi yang diketahui dapat menyebabkan pembentukan kanker.
Ia juga menyarankan agar jalani tes Helicobacter pylori. Nyeri perut bagian atas yang berkepanjangan, kembung, atau mual spasmodik dapat menjadi gejala infeksi Helicobacter pylori. Infeksi Helicobacter pylori adalah infeksi bakteri yang paling umum dan merupakan faktor risiko kanker lambung jika tidak diobati.
Dr. Sethi merekomendasikan evaluasi dan pemeriksaan medis untuk gejala gastrointestinal yang berulang. H. pylori dapat dihilangkan dengan pengobatan antibiotik jika terdiagnosis untuk mencegah komplikasi dan kanker di kemudian hari. (H-2)