Sebuah konser rap sederhana digelar di Jalan Habib Borguiba, Tunis, Tunisia, pada Kamis (4/9) malam. Tepat di depan kantor Kementerian Pariwisata Tunisia, panggung kecil itu menjadi ruang solidaritas warga Tunisia untuk masyarakat Gaza, Palestina.
Aksi ini sekaligus mengiringi peran Tunisia sebagai tuan rumah gerakan Global Sumud Flotilla.
Pada Minggu, 7 September mendatang, lebih dari 50 kapal akan berangkat dari Tunisia menuju Gaza, membawa bantuan kemanusiaan. Sekitar 300 relawan dari 44 negara, termasuk Indonesia, akan berlayar menembus blokade Israel demi menyampaikan bantuan bagi warga Gaza yang kini dilanda kelaparan.
Berdasarkan pantauan kumparan, bukan hanya di sekitar panggung terdengar pekik “Free Palestine”. Dari sudut-sudut jalan di Ibu Kota, suara itu bergema semakin lantang. Warga Tunisia, bersama masyarakat dunia, bersatu meneriakkan kebebasan Palestina dari belenggu zionis Israel. Lagu kebangsaan Palestina pun berkumandang di sudut-sudut jalan.
Menurut salah satu warga Tunisia, Syahma Kabaw, kehadirannya sebagai bentuk solidaritas untuk mendukung warga Palestina. Sebagai seorang muslim, kata Syahma, sejak kecil dirinya sudah dididik bahwa Israel merampas tanah Palestina.
“Saya orang Tunisia, jadi saya tahu segalanya tentang Gaza dan Palestina, konflik dari sejak dulu.Jadi, saya tahu seluruh sejarahnya dari awal. Israel mengambil tanah yang seharusnya milik Gaza, milik Palestina. Dan kemudian Israel datang dan menduduki sebagian besar peta yang biasa kita gunakan,” kata Syahma saat ditemui kumparan di tengah-tengah konser tersebut.
Sementara itu, warga Tunisia lainnya, Nouha Djemel, menyebut dirinya memang sengaja datang untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Tunisia bersama Palestina. Nouha saat ini berusia 18 tahun dan merupakan seorang mahasiswi.
“Saya datang ke sini hari ini untuk mendukung perjuangan Palestina karena saya tidak bisa pergi bersama mereka dengan kapal. Tapi, saya bisa membantu mereka dengan cara lain, yaitu dengan kehadiran saya di sini, karena saya merasa ini adalah tugas sebagai seorang manusia, sesuatu yang saya tumbuh besar dengannya sejak saya masih kecil. Bebaskan Palestina!,” kata Nouha.
Selain warga Tunisia, Mustafa jauh-jauh datang dari Aljazair untuk memberikan solidaritas. Dirinya juga ingin melepas kapal-kapal kemanusiaan itu pada Minggu besok.
“Saya datang ke festival ini untuk mendukung Freedom Flotilla atau Global Sumud Flotilla. Saya berharap bisa bertemu dengan orang-orang yang juga mendukung Palestina, berbicara dengan mereka, sekaligus memperluas jaringan dan mengkoordinasikan langkah bersama dalam membantu rakyat Gaza,” Ungkapnya
Ada pula Sophia, warga Jerman, yang tengah menikmati festival tersebut. Menurutnya, gerakan Global Sumud Flotilla merupakan gerakan yang luar biasa. Sebab, ada lebih dari 28 ribu orang yang telah mendaftar sebagai relawan, meski hanya 300-an orang yang akan berlayar. Kehadirannya pun, kata dia, merupakan wujud dari solidaritas internasional.
“Saya di sini untuk mematahkan pengepungan ilegal di Gaza. Itulah alasan banyak orang datang, bukan hanya ke Tunisia, tetapi juga ke Barcelona, Genoa, dan berbagai kota lain, untuk bergabung dalam misi lintas 44 negara menuju Gaza. Mereka ingin menegaskan bahwa pengepungan ini tidak bisa lagi ditoleransi.