Bagi penggemar modifikasi mobil maupun motor, lampu utama bukan sekadar komponen penerangan. Banyak yang rela mengganti lampu standar dengan produk aftermarket demi visibilitas lebih baik, sekaligus tampilan yang lebih keren.
Dari sekian banyak pilihan, projie dan biled jadi dua istilah yang paling sering terdengar.
Sekilas, keduanya memang mirip karena sama-sama menggunakan lensa proyektor. Tapi menurut Nanang Sunardi, Kepala Mekanik Bengkel Pendawa Horn, ada perbedaan mendasar yang kerap tidak disadari pengguna.
“Kalau dulu orang taunya projie itu ya HID. Sebelum ada biled, memang HID duluan yang populer. Tapi sekarang HID sudah nggak ada, keluarlah biled. Bentuknya sama pakai lensa, cuma beda di lampunya. Kalau dulu HID, sekarang LED semua,” ujar Nanang saat ditemui kumparan.
Tren projie HID mulai ramai sekitar 2017 hingga 2018. Saat itu, harganya terbilang terjangkau, sekitar Rp 1 sampai Rp 1,5 juta untuk satu set berisi dua lampu. Namun meski populer, penggunaan HID tidak lepas dari kendala.
“Kalau HID itu banyak perintilannya. Ada ballast, relay, kadang lampunya suka mati, atau ballast-nya rusak. Jadi memang agak ribet. Sedangkan biled sekarang lebih simple karena LED semua, jadi nggak banyak trouble,” jelas Nanang.
Biled bisa dibilang projie modern lantaran pakai chip LED. Selain soal komponen, baik projie HID maupun biled sebenarnya sama-sama bisa digunakan untuk lampu jauh dan dekat. Mekanismenya bekerja lewat cut-off solenoid yang mengatur buka-tutup cahaya. Namun dari sisi konsumsi listrik, biled lebih efisien.
Alasan inilah yang membuat biled makin banyak dipilih pengguna. Selain minim risiko bermasalah, konsumsi listriknya juga lebih hemat dibanding HID. Bagi pengendara, ini jadi nilai tambah, apalagi untuk motor atau mobil yang sering digunakan harian.
“Soal harga memang lebih mahal sedikit, selisihnya sekitar Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribuan per lampu. Tapi kualitasnya jauh lebih baik dan lebih simple,” tambah Nanang.
Dengan biaya tambahan yang tidak terlalu besar, pengguna bisa mendapatkan pencahayaan lebih stabil, minim risiko kerusakan, dan pemasangan yang lebih ringkas. Tak heran jika tren projie HID kini mulai ditinggalkan dan digantikan biled.
Bergesernya tren dari HID ke LED sejatinya mengikuti perkembangan teknologi lampu kendaraan. Saat ini, hampir semua pabrikan mobil baru sudah meninggalkan HID dan beralih ke LED, bahkan ke level yang lebih canggih seperti Matrix LED.
Bagi kalangan modifikator, perubahan ini juga jadi peluang. Banyak bengkel aftermarket kini lebih fokus menawarkan paket biled dengan berbagai pilihan merek, harga, dan spesifikasi, sehingga pengguna bisa menyesuaikan dengan kebutuhan.