
DINAS Kesehatan (dinkes) Kota Balikpapan menggandeng seluruh elemen termasuk puskesmas maupun para remaja untuk melakukan edukasi maupun pemeriksaan kesehatan.
Dinas Kesehatan Kota Balikpapan melalui Tim Kerja Gizi Kesjaor, Bidang Kesehatan Masyarakat bekerja sama dengan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) Kalimantan Timur dan Tim Puskesmas Pengampu melaksanakan kegiatan pemeriksaan lanjutan bagi balita gizi buruk sebagai bagian dari upaya penanganan dan pencegahan masalah gizi pada balita secara menyeluruh. Kegiatan ini akan berlangsung dengan sasaran balita gizi buruk & gizi kurang di seluruh kelurahan secara bertahap.
Sebanyak 16 balita dari Seluruh Kelurahan di Kecamatan Balikpapan Timur menjadi sasaran pemeriksaan yang meliputi pengukuran anthropometri, pemeriksaan dokter spesialis anak, konsultasi kesehatan dan gizi.
Kegiatan ini dilakukan sebagai penunjang untuk menetapkan intervensi spesifik yang tepat bagi balita gizi buruk & gizi kurang.
Libatkan Remaja
Sementara itu, Dinkes Kota Balikpapan juga melibatkan remaja dalam promosi kesehatan karena remaja memegang peranan penting dalam pembangunan sosial dan kesehatan masyarakat. Dengan masa depan yang cerah, mereka adalah agen perubahan yang efektif dalam menyebarluaskan informasi kesehatan di lingkungan mereka.
Dinas Kesehatan Kota Balikpapan menyadari potensi ini dan aktif melibatkan remaja dalam kampanye promosi kesehatan.
Dinkes Kota Balikpapan meluncurkan berbagai program yang dirancang khusus untuk menjangkau dan memberdayakan remaja. Beberapa program tersebut antara lain Sekolah Sehat, inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung kesehatan siswa. Program ini meliputi pelatihan tentang pola hidup sehat, gizi seimbang, dan pentingnya aktif secara fisik.
Kemudian Kader Sehat Remaja (KSR) adalah kelompok remaja yang dilatih oleh Dinas Kesehatan untuk menjadi role model dalam promosi kesehatan. Melalui KSR, remaja diajarkan cara memberikan informasi kesehatan kepada teman sebaya.
Selanjutnya yakni Kampanye Kesehatan Mental. Dalam era yang semakin kompleks, kesehatan mental tidak kalah penting. Program ini melibatkan remaja dalam kegiatan yang mempromosikan kesehatan mental positif serta manajemen stres.
Adapun pendekatan interaktif dalam berbagai programnya. Berikut adalah beberapa metode yang diterapkan seperti melalui workshop interaktif, remaja belajar berbagai topik kesehatan dengan cara menyenangkan. Ini termasuk edukasi tentang penyakit menular, perilaku seksual sehat, dan kesehatan reproduksi.
Manfaatkan Media Sosial
Dinas Kesehatan sering menyelenggarakan perlombaan yang berkaitan dengan kesehatan. Kompetisi ini tidak hanya mengasah keterampilan tetapi juga memberikan penghargaan kepada remaja yang aktif berkontribusi dalam promosi kesehatan.
Cara lainnya dengan memanfaatkan platform media sosial sebagai alat kampanye, Dinkes melibatkan remaja untuk menciptakan konten yang relevan dan menarik. Hal ini tidak hanya meningkatkan jangkauan, tetapi juga meningkatkan keterlibatan.
Kolaborasi antara Dinas Kesehatan dan berbagai lembaga pendidikan di Balikpapan menjadi kunci sukses dalam program promosi kesehatan. Dengan integrasi kurikulum kesehatan di sekolah, Dinas Kesehatan dapat menjangkau lebih banyak remaja sekaligus.
Sekolah-sekolah di Balikpapan kini menerapkan kurikulum kesehatan yang mencakup pentingnya gaya hidup sehat, aktivitas fisik, serta pencegahan penyakit yang menular. Untuk mendukung pemahaman kesehatan remaja, guru-guru dilatih untuk menjadi fasilitator dalam pendidikan kesehatan, sehingga mampu menyampaikan informasi dengan tepat.
Keterlibatan remaja dalam promosi kesehatan memiliki dampak yang sangat positif. Remaja yang terlibat dalam kegiatan promosi kesehatan secara langsung dilatih untuk menjadi pemimpin di komunitas mereka. Dengan menjadi agen perubahan, remaja lebih cenderung untuk menyebarkan informasi kesehatan kepada teman-teman sebayanya, sehingga meningkatkan kesadaran kesehatan di kalangan generasi muda.
Keterlibatan remaja dalam program kesehatan memicu perubahan perilaku yang lebih baik, seperti mengurangi konsumsi rokok dan alkohol, serta meningkatkan aktivitas fisik.
Meskipun ada banyak keuntungan dari melibatkan remaja dalam promosi kesehatan, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti ketidakpedulian, beberapa remaja mungkin tidak merasa terlibat atau pentingnya isu kesehatan, sehingga sulit untuk menarik perhatian mereka.
Sosialisasi yang terbatas, dalam beberapa kasus, remaja yang berasal dari latar belakang yang berbeda mungkin merasa terasing dari program-program yang ada. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, Dinas Kesehatan perlu beradaptasi dengan cara baru untuk menjangkau remaja, terutama melalui platform digital.
Dinkes Kota Balikpapan melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk mengukur keberhasilan program promosi kesehatan yang melibatkan remaja. Beberapa indikator keberhasilan yang digunakan antara lain;
Partisipasi remaja, tingkat partisipasi dalam program-program kesehatan menjadi salah satu indikator utama. Semakin banyak remaja yang terlibat, semakin besar dampak yang dihasilkan.
Perubahan pengetahuan, melalui kuisioner sebelum dan sesudah program, Dinas Kesehatan dapat mengukur peningkatan pengetahuan remaja tentang isu-isu kesehatan.
Kesehatan masyarakat, penurunan angka kasus penyakit menular dan peningkatan perilaku hidup sehat di komunitas merupakan indikator keberhasilan yang lebih luas. (H-2)