
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, buka suara soal informasi rencana pembelian 50 unit pesawat Boeing. Menurut dia, perseroan dan Boeing saat ini tengah melakukan komunikasi secara intensif untuk membahas detail kebutuhan armada yang sesuai dengan pangsa pasar.
"Rencana pembelian pesawat tersebut merupakan salah satu langkah strategis jangka panjang dalam upaya penyehatan Perseroan melalui transformasi bisnis dengan penguatan armada dan optimalisasi jaringan penerbangan dalam 5 tahun ke depan," kata Wamildan dalam surat keterbukaan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (22/7).
Adapun terkait sumber pendanaan pembelian pesawat tersebut, Wamildan mengatakan hal itu sejalan dengan rencana penyehatan keuangan perseroan.
Hal tersebut tertuang dalam rancangan restrukturisasi dalam rangka penyehatan perseroan yang disetujui Menteri BUMN dan telah mendapat persetujuan dari Presiden Prabowo pada 23 Juni 2025 serta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 30 Juni 2025.
"Selain itu, perseroan juga secara paralel tengah menjalin komunikasi dengan sejumlah pihak pemberi dana potensial," katanya.

Menurut Wamildan, pembelian pesawat tersebut akan menunjang transformasi bisnis Garuda Indonesia dari aspek network dan fleet melalui rasionalisasi jaringan rute yang didasari pada profitability uplift potential dan strategic network.
Selain itu, ekspansi armada yang sejalan dengan permintaan market dengan tetap menjaga efisiensi atas operating cost, yang diharapkan dapat mengoptimalkan pendapatan perseroan.
Saat ini, kata dia, perseroan dan Boeing melanjutkan komunikasi secara intensif untuk membahas lebih komprehensif terkait detail kebutuhan armada yang sesuai dengan pangsa pasar perseroan, termasuk terkait dengan waktu delivery pesawat.
"Hal ini juga mempertimbangkan dari sisi kesiapan Boeing untuk menyediakan tipe pesawat yang dibutuhkan oleh perseroan," ujarnya.