Brand pizza populer, Dominos Pizza mengumumkan penutupan 312 gerainya yang tersebar di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan perusahaan mengalami kerugian yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak terdaftar di bursa.
Mengutip News.co.au, Domino's Pizza merugi hingga 3,7 juta dolar AS atau setara Rp 60,82 miliar. Rupanya, penutupan terbanyak terjadi di Jepang yakni sebanyak 233 gerai. Disebutkan juga, penjualan gerai mereka di Prancis turut kian merosot.
Sementara itu, melalui pengumumannya kepada AXS, Domino's mengatakan bahwa gerai mereka di Australia dan sebagian di Eropa yang memiliki pemasukan lebih stabil. Begitu pula untuk gerai di kawasan Asia Tenggara dan negara Jerman, perlahan mulai membaik.
"Di Asia, kami telah mengambil keputusan yang sulit namun penting untuk menutup toko-toko yang berkinerja buruk dan kembali berfokus pada frekuensi dan nilai. Upaya sedang dilakukan untuk membangun kembali momentum," ujar ketua eksekutif Domino's, Jack Cowin.
Domino's Pizza juga melakukan sejumlah perampingan yang dipilih sebagai langkah efisiensi bisnis. “Itu berarti mengurangi biaya –dan menggunakan penghematan tersebut untuk mendukung mitra waralaba kami serta berinvestasi dalam pemasaran yang mendorong penjualan. Kami akan berbagi keuntungan jika kami berhasil –dengan pelanggan, mitra, dan pemegang saham,” tambahnya.
Domino's Pizza sendiri adalah bisnis waralaba restoran cepat saji yang sudah ada sejak 1960. Toko pertama mereka dibuka di Michigan. Hingga pada 1967, merek makanan ala Italia ini membuka cabang franchise pertama. Sejak saat itu, perusahaan ini kian berkembang hingga mampu menambah gerainya hingga 200 toko di berbagai lokasi.
Inovasi perusahaan makanan tersebut tidak sampai di situ saja. Pada 1980-an, dikabarkan perusahaan ini menjadi gerai dengan rantai pengiriman online terbesar di Amerika. Namun, bisnis kuliner ini kemudian dijual oleh sang pemilik Tom Monaghan pada 1998. Akhirnya, mereka melakukan re-branding besar-besaran pada 2009.