
KEPOLISIAN Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) menetapkan dua orang tersangka dari total 16 orang yang ditangkap seusai kericuhan di sekitar Universitas Islam Bandung (Unisba), Jalan Tamansari, Kota Bandung, pada Senin (1/9) malam (1/9). Kedua tersangka diketahui positif narkoba dan membawa senjata jenis soft gun lengkap dengan peluru gotri.
Kapolda Jabar Irjen Rudi Setiawan menjelaskan, dua tersangka berinisial GOP dan AA ditetapkan tersangka karena kepemilikan tujuh gram ganja dan senjata softgun. Mereka diduga kuat terlibat dalam aksi yang melanggar hukum, bukan bagian dari unjuk rasa damai.
“Dari 16 orang yang kita amankan tadi malam, dua orang telah kita tetapkan tersangka dengan inisial GOP dan AA. Itu terkait narkoba dan senjata softgun dengan pelurunya gotri. Kalau ditembakkan jarak dekat bisa mematikan,” kata Rudi dikutip Antara, Selasa (2/9).
Menurut Rudi, penyelidikan digital menemukan percakapan terkait transaksi narkoba dan ajakan untuk berkumpul, yang mengarah pada indikasi bahwa aksi tersebut memang disiapkan untuk mengganggu ketertiban.
“Ini sudah fakta bahwa mereka bukan unjuk rasa, tapi melakukan perbuatan yang melanggar keamanan dan ketertiban masyarakat,” jelasnya.
Kapolda juga menyebut bahwa kericuhan di sekitar Unisba kemungkinan besar telah direncanakan oleh sekelompok orang yang ingin menciptakan kekacauan di malam hari.
Ia menduga massa memang didesain untuk memancing aparat masuk ke area kampus, namun polisi menegaskan tidak melakukan penyerangan ke dalam lingkungan Unisba.
Dia juga meminta kerja sama semua pihak, termasuk universitas serta pemerintah daerah untuk menjaga suasana kondusif di Jawa Barat.
“Kami harus memberikan perlindungan kepada seluruh masyarakat di malam hari pada masyarakat Kota Bandung,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan, menjelaskan bahwa kericuhan dan bentrok dengan aparat dipicu oleh aksi kelompok berpakaian serba hitam yang diduga merupakan bagian dari kelompok anarko.
"Pada saat yang sama, muncul sekelompok orang berpakaian hitam yang diduga merupakan kelompok anarko. Mereka inilah awalnya yang menutup jalan dan membuat blokade di Tamansari sambil anarkis," kata Hendra dikutip Antara, Selasa (2/9).
Mereka juga melempar bom molotov ke arah petugas dan kendaraan, termasuk kendaraan taktis Brimob. Atas kondisi itu, petugas menembakkan gas air mata ke jalan raya.
"Tim kemudian menembakkan gas air mata ke jalan raya, namun tertiup angin hingga ke arah parkiran Unisba. Inilah yang kemudian dijadikan bahan provokasi oleh kelompok anarko untuk membenturkan mahasiswa dengan petugas," kata dia. (P-4)