Hubungan Turki Utsmani dan Perang Jawa, Adakah Buktinya? 

1 month ago 6
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Juli 2025 ini menandai tepat 200 tahun Perang Jawa dimulai. Perlawanan pribumi yang dipimpin Pangeran Diponegoro dan berlangsung selama lima tahun ini punya dampak signifikan tak hanya terkait perlawanan terhadap kolonial Belanda namun juga soal perkembangan Islam di Indonesia. Republika menggali arsip-arsip terdahulu soal perang dahsyat yang menewaskan ratusan ribu jiwa tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perang Jawa kerap dikabarkan memiliki singgungan dengan relasi Muslim di Jawa dengan Turki Utsmani. Kemiripan struktur pasukan Pangeran Diponegoro dengan ketentaraan Utsmani disebut jadi penandanya. Ternyata, ada bukti dokumen juga terkait hubungan tersebut.

Bukti-bukti hubungan itu salah satu yang dirangkum dalam buku “Turki Utsmani-Indonesia: Relasi dan Korespondensi Berdasarkan Dokumen Turki Utsmani,” yang terbit pada 2017. Bukti-bukti itu dihimpun cendekiawan Turki dari arsip-arsip lama yang tersimpan di berbagai museum di Turki.

Hubungan Utsmani dengan kerajaan Islam di Jawa salah satunya terekam dalam arsip nomor A.DVNS.MHM, 12/596. Surat itu bertanggal pada 1924, tepat di tahun sebelum Perang Jawa dilancarkan Pangeran Diponegoro.

Surat itu berisi keterangan soal perjalanan As-Sayyid Osman, putra dari Al-Mukarram As-Sayyid Muhammad Zayn “dari Rhodes dan Madinah, ke Jawa pada 1811 bersama bapaknya dan keluarganya.” 

Surat itu kemudian menerangkan bahwa mereka tinggal di Jawa untuk beberapa waktu yang lama. “Setelah Madinah diambil alih dari penguasaan kaum Khawarij, ia kembali ke Madinah. Dan setelah tinggal di sana beberapa saat, ia kembali ke Jawa antara tahun 1822 dan 1823.” 

Di Jawa, tulis surat itu, As-Sayyid Osman bertemu dengan penguasa Jawa yang kemudian memberinya surat untuk disampaikan kepada Sultan Kekaisaran Turki Utsmani. As-Sayyid Osman juga melaporkan saat itu kerajaan di Jaza "telah mengirim banyak surat secara terus-menerus sampai masa Kekaisaran Turki Utsmani terkini karena para pendahulu mereka telah memeluk Islam.”

Lebih jauh, surat pada 1824 itu menerangkan bahwa kala itu “Kekaisaran Turki Utsmani telah membantu mereka dengan mengirimkan banyak orang dan bantuan militer sehingga mereka mampu membuat peluru kanon dan bom.”

Bermodalkan bantuan militer dari Turki Utsmani itu, kerajaan Islam di Jaza dilaporkan “mampu menaklukkan banyak pulau dan membuat penduduknya memeluk Islam. Berkat bantuan tak terhingga dari Kekaisaran Turki Utsmani, mereka sangat berterima kasih kepada Kekaisaran Turki Utsmani. Namun demikian, salah satu suku di Jawa tidak memeluk Islam dan mereka selalu menyerang dan merusak kota di Jawa dan sekitarnya."

Setelah surat itu, dokumen dalam buku “Turki Utsmani-Indonesia: Relasi dan Korespondensi Berdasarkan Dokumen Turki Utsmani,” tak ada yang menunjukkan korespondensi selama Perang Jawa dan setelahnya. Baru pada Juli 1891 muncul lagi Jawa dalam dokumen. Dokumen itu berisi surat yang diserahkan oleh Yaver Dervis Bey kepada Sultan Utsmani, menjelaskan bahwa sebuah titah telah datang melalui Mabeyci Arif Bey. Titah tersebut tersebut menjelaskan bahwa sebuah pertemuan dengan Syarif Ali dari Jawa untuk mendapatkan informasi telah diatur. 

Dalam pertemuan ini. Syarif Ali mengulangi lagi permasalahan yang telah ia jelaskan dalam suratnya kepada Khalifah. “Ia juga menyampaikan niatnya untuk memohon perlindungan Khalifah, selaku pelindung tunggal bagi rakyat Muslim, agar menyelamatkan negerinya dari serbuan-serbuan musuh yang telah berlangsung sekian lama.”

Untuk mewujudkan tujuan ini, setiap tahunnya 10-20 anak dari wilayah ini harus dibawa ke Istanbul untuk dididik di sekolah Militer. Setelah cukup menimba ilmu militer, mereka harus kembali ke Tanah Air. “Dengan demikian jumlah anak-anak terlatih ini akan meningkat dan kekuatan pertahanan di wilayah mereka akan menguat. Kemudian mereka akan menunjukkan secara terbuka keterikatan mereka dengan Khalifah dan mengibarkan bendera-bendera Utsmani.”

Anak-anak dari Jawa ini diproyeksikan akan melawan Belanda dengan senjata yang diperolehnya. “Keberhasilan ini akan dicapai Khalifah dengan pertolongan Allah. Karena sekarang banyak ulama dan orang terpandang dari Jawa yang pergi ke wilayah Hijaz untuk berhaji, ia juga akan bertolak dengan kapal dan membahas persoalan ini dengan mereka. la akan langsung ke Suez, lalu ke Jeddah dan Yanbu dengan kapal, atau kapal layar jika Syarif Ali sempat menemuinya.”

Namun tak begitu jelas apakah rencana ini jadi dijalankan atau tidak. 

Read Entire Article