Liputan6.com, Jakarta Jack Grealish menjalani awal karier yang sensasional bersama Everton. Penampilannya yang penuh pengaruh langsung mendapat perhatian, bahkan Erling Haaland menjulukinya sebagai “Jack De Bruyne”. Julukan itu muncul setelah sang winger kembali tampil gemilang melawan Wolves.
Dalam laga tersebut, Grealish mencatat dua assist tambahan untuk Everton. Kini, ia sudah menorehkan empat assist hanya dalam tiga pertandingan Premier League. Pujian pun mengalir deras, dengan banyak yang membandingkannya dengan Kevin De Bruyne.
Grealish bermain 19 menit ketika Everton kalah 0-1 dari Leeds di pekan pembuka. Grealish kemudian menyumbang dua assist saat Everton menang 2-0 menjamu Brighton di pekan kedua. Pada pekan ketiga, ia menyumbang dua assist untuk membantu Everton menang 3-2 di kandang Wolves.
Bagi Everton, kehadiran Grealish terasa seperti hadiah tak terduga. Datang dengan status pinjaman dari Manchester City, ia langsung menjadi pembeda. Penampilannya juga membawa harapan baru bagi publik Goodison Park.
Panggung Baru, Energi Baru
Grealish bermain 19 menit ketika Everton kalah 0-1 dari Leeds di pekan pembuka. Grealish kemudian menyumbang dua assist saat Everton menang 2-0 menjamu Brighton di pekan kedua. Pada pekan ketiga, ia menyumbang dua assist untuk membantu Everton menang 3-2 di kandang Wolves.
Kepindahan Grealish ke Everton pada musim panas ini sempat mengejutkan banyak pihak. Dari pemain yang jarang mendapat menit bermain di City, ia kini tampil lepas di bawah arahan David Moyes. Tiga laga awal sudah cukup untuk membuktikan bahwa ia menemukan rumah baru.
Kontribusinya melawan Wolves sangat krusial. Ia mengkreasi gol pembuka Beto, terlibat dalam proses gol Iliman Ndiaye, lalu memberikan assist untuk kemenangan yang dicetak Kiernan Dewsbury-Hall. Catatan itu membuatnya jadi pemain Everton pertama yang mencatat dua assist dalam dua laga beruntun di Premier League.
Haaland pun tak bisa menahan diri untuk memberi pujian. “Jack De Bruyne melakukannya lagi untuk Everton,” tulisnya di Snapchat. Komentar itu mencerminkan betapa dekatnya mereka, sekaligus betapa impresif performa Grealish di awal musim.
Kebangkitan yang Ditunggu
Musim lalu, Grealish mengalami masa sulit bersama Manchester City. Ia hanya mencatat tujuh kali tampil sebagai starter di Premier League, situasi yang jelas menghambat performanya. Kini, Everton memberinya kesempatan untuk kembali percaya diri.
David Moyes langsung menempatkannya sebagai figur sentral dalam skema permainan tim. Kreativitas Grealish menjadi motor serangan, dan itu membuat Everton tampil lebih berwarna. Kehadirannya memberi dimensi baru yang selama ini kurang terlihat di lini depan.
Jika performa ini terus berlanjut, Grealish berpotensi menjadi salah satu rekrutan terbaik musim ini. Bahkan, kebangkitannya bisa menghadirkan dilema positif bagi Thomas Tuchel dalam menentukan skuad Inggris untuk Piala Dunia 2026.
Antara Harapan Everton dan Penyesalan City
Bagi Everton, performa Grealish adalah bahan bakar semangat untuk musim ini. Fans tentu berharap julukan “Jack De Bruyne” bukan sekadar candaan, melainkan tanda kebangkitan nyata. Mereka ingin kreativitas sang winger membantu tim menjauh dari ancaman degradasi.
Hingga kini, Everton sering berada dalam pusaran persaingan papan bawah. Kehadiran pemain sekelas Grealish bisa menjadi titik balik penting. Ia membawa pengalaman dari City sekaligus energi baru yang dibutuhkan tim.
Di sisi lain, Manchester City mungkin akan menatap situasi ini dengan perasaan campur aduk. Melepas Grealish dengan status pinjaman bisa jadi keputusan yang disesali, apalagi jika ia terus bersinar di Goodison Park. Perjalanan musim masih panjang, dan cerita “Jack De Bruyne” baru saja dimulai.
Sumber: Goal International