
MENTERI Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menginstruksikan seluruh kepala daerah di Indonesia untuk menunda kegiatan seremonial yang terkesan hanya membuang anggaran tanpa manfaat nyata bagi masyarakat.
Instruksi ini disampaikan Tito seusai Rapat Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Selasa (2/9).
"Menunda semua kegiatan seremonial yang terkesan pemborosan, apalagi seperti kelihatan pesta-pesta, musik, maksud saya kegiatan dinas ya, kegiatan seremonial dinas," kata Tito dikutip Antara, Selasa (2/9).
Tito menegaskan bahwa para pejabat daerah harus lebih peka terhadap kondisi masyarakat, terutama dalam situasi saat ini di mana sebagian besar warga sedang menghadapi tantangan ekonomi dan sosial.
Ia menilai, menyelenggarakan acara yang mewah dan seremonial hanya akan menimbulkan persepsi negatif, mengganggu kepercayaan publik, dan berpotensi memicu kritik di media sosial.
"Jangan sampai nanti dipotong, diviralkan, ini masyarakat lagi prihatin, terus ada yang berpesta (terkait) kegiatan dinas ya," jelasnya.
Tak hanya kegiatan seremonial dinas, Mendagri juga mengingatkan seluruh pejabat daerah dan keluarganya untuk tidak melakukan flexing atau pamer kekayaan, baik dalam kehidupan pribadi maupun di media sosial.
Menurutnya, gaya hidup mewah di tengah kondisi masyarakat yang sulit hanya akan memperlebar jurang sosial dan menurunkan kepercayaan terhadap pemerintah.
"Juga flexing kemewahan untuk pejabat maupun keluarga, tolong dijaga betul, termasuk acara pribadi di momentum saat ini dan ke depan, laksanakan secara sederhana," kata Tito. (P-4)