Liputan6.com, Jakarta Bursa transfer musim panas Premier League 2025 mencatat sejarah baru. Klub-klub papan atas Inggris menghamburkan miliaran pounds demi mendatangkan penyerang-penyerang top. Dari Liverpool, Chelsea, hingga Manchester United, semua jor-joran untuk memperkuat lini depan.
Rekor pun tercipta. Liverpool resmi mengalahkan catatan transfer termahal milik Chelsea saat merekrut Alexander Isak dari Newcastle dengan harga fantastis 125 juta pounds. Sebelumnya, The Reds juga sudah mendatangkan Florian Wirtz dan Hugo Ekitike.
Arsenal, Manchester City, Tottenham, dan Chelsea pun tidak ketinggalan. Nama-nama baru seperti Joao Pedro, Mohammed Kudus, hingga Matheus Cunha menghiasi daftar panjang transfer musim ini. Namun, tidak semua langsung tampil sesuai ekspektasi.
Dengan liga memasuki jeda internasional pertama musim ini, inilah momen tepat untuk menilai seberapa sukses para penyerang anyar Premier League. Ada yang langsung panas, ada pula yang masih butuh waktu beradaptasi.
1. Joao Pedro Jadi Senjata Baru Chelsea
Chelsea mengambil langkah berani dengan merekrut Joao Pedro dari Brighton seharga 55 juta pounds. Striker asal Brasil itu langsung nyetel dengan gaya main Enzo Maresca. Tiga gol dalam tiga laga di ajang pramusim Club World Cup membuktikan ia cepat beradaptasi.
Di Premier League, Pedro melanjutkan performa impresifnya. Dalam empat laga, ia mencatatkan dua gol dan dua assist, menjadikannya pilihan utama di lini depan Chelsea. Ketajaman dan fleksibilitas Pedro membuat The Blues seolah mendapatkan harga miring.
Pada usia 23 tahun, Pedro diyakini masih punya banyak ruang untuk berkembang. Jika kondisi fisiknya terjaga, ia bisa menjadi kunci Chelsea dalam upaya merebut gelar musim ini.
2. Hugo Ekitike Beri Warna Baru di Liverpool
Nama Hugo Ekitike mungkin tidak semenggema Wirtz atau Isak, tetapi striker asal Prancis itu justru langsung mencuri perhatian. Baru bergabung dari Eintracht Frankfurt, ia langsung mengukir rekor dengan mencetak tiga gol dalam tiga laga pertamanya di Liverpool, menyamai capaian Daniel Sturridge pada 2013.
Gaya mainnya yang cepat, lincah, dan tenang dalam penyelesaian membuat lini depan The Reds semakin berbahaya. Publik sempat meragukan perannya karena Liverpool sudah punya Salah, Wirtz, dan sebentar lagi Isak. Namun, Ekitike dengan cepat membuktikan dirinya bukan sekadar pelengkap.
Tantangan selanjutnya adalah bagaimana Arne Slot mengatur komposisi lini depan penuh bintang ini. Namun sejauh ini, kontribusi Ekitike membuat Liverpool semakin tajam dan sulit diprediksi.
3. Jack Grealish Bangkit di Everton
Kepindahan Jack Grealish ke Everton sempat dianggap sebagai langkah mundur. Setelah tidak masuk rencana Pep Guardiola, ia rela dipinjamkan dengan gaji yang lebih rendah demi menghidupkan kembali kariernya. Hasilnya? Luar biasa.
Dalam empat laga awal bersama Everton, Grealish sudah mencatat empat assist. Kreativitasnya langsung meningkatkan kualitas serangan The Toffees. Bahkan, Erling Haaland sampai menjulukinya "Jack De Bruyne" setelah dua assist Grealish membantu Everton mengalahkan Wolves 3-2.
Di usia 29 tahun, Grealish menunjukkan semangat baru untuk kembali bersaing memperebutkan tempat di Timnas Inggris jelang Piala Dunia. Bagi Everton, ini adalah jackpot besar.
4. Mohammed Kudus Tambah Tenaga Tottenham
Tottenham tidak menunggu lama untuk mengamankan jasa Mohammed Kudus. Direkrut dari West Ham dengan harga 55 juta pounds, pemain Ghana itu langsung menunjukkan kualitasnya, meski kontribusi gol dan assist belum mencolok.
Kudus mencatat dua assist di laga pembuka melawan Burnley. Namun yang paling menonjol adalah etos kerjanya. Dalam duel melawan Manchester City, ia beberapa kali mematahkan serangan lawan, bahkan merebut bola dari Bernardo Silva untuk memicu serangan balik Spurs.
Dengan tenaganya yang komplet, Kudus bisa menjadi pemain vital yang bukan hanya berkontribusi di depan, tetapi juga menyeimbangkan permainan tim. Thomas Frank tampaknya mendapatkan puzzle penting bagi skuad Spurs.