Naskah Jawi di Dapur: Ketika Nenek Moyang Menulis Resep dengan Tinta dan Tradisi

13 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Image Roma Kyo Kae Saniro

Kuliner | 2025-09-06 16:00:32

oleh Roma Kyo Kae Saniro

Dosen Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

Ilustrasi Potongan Naskah Jawi Terkait Pembuatan Sambal. (Sumber: Naksah yang Ditulis Syekh Abdul Latif Syakur di Yayasan Bani Latif Nagari Balai Gurah Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat)

Walaupun tradisi lisan nenek moyang sangat dominan di Indonesia, hal tersebut tidak berarti tidak adanya tradisi kepenulisan yang dilakukan oleh nenek moyang. Beranjak pada masa lampau, tradisi menulis menjadi sebuah peninggalan nenek moyang yang menghasilkan produk berupa naskah kuno. Naskah kuno ini juga berisi berbagai pengetahuan yang dimiliki oleh nenek moyang untuk diturunkan dan dibagikan kepada orang lain.

Salah satu keberagaman pengetahuan nenek moyang ini adalah terkait dengan resep masakan. Resep masakan di Indonesia sangat bervariasi dari Sabang hingga Merauke. Setiap wilayah memiliki keunikan yang menjadi pembeda dan kekhasan wilayah tersebut. Pada masa kini, misalnya, kita mengetahui rendang dan makanan berempah dan bersantan dari masakan Minangkabau atau kita mengetahui berbagai makanan sayur mentah atau lalapan dari masyarakat Sunda atau kita pun mengetahui olahan papeda yang digunakan sebagai makanan pokok dari Indonesia Timur.

Lebih jauh, misalnya, perbedaan geografi yang membedakan ciri khas kulinernya. Daerah pegunungan menghasilkan kuliner yang cenderung berasal dari tumbuhan atau daerah pantai yang cenderung menghasilkan kuliner ikan atau hasil laut. Tentunya, keberagaman ini menjadi warna menarik sebagai khazanah kuliner Indonesia.

Khazanah kuliner ini diharapkan tetap bertahan hingga bertahun-tahun mendatang walaupun pada masa kini kuliner tradisional sangat rentan untuk tergerus dengan kuliner modern yang lebih instan dan kekinian. Eksistensi kuliner Indonesia ini harus tetap bertahan dengan salah satu solusi berupa penulisan atau pencatatan dalam bentuk naskah. Naskah tersebut diharapkan mampu menjadi pengabadian pengetahuan masa lampu yang dapat dibaca dan diketahui oleh banyak pihak.

Dengan demikian, naskah menjadi sebuah hal penting untuk pengingat masyarakat terkait dengan pengetahuan masyarakat Indonesia. Salah satu naskah kuno atau manuskrip yang berisi pengetahuan nenek moyang Indonesia pun dapat ditemui di berbagai wilayah. Contohnya adalah naskah Ramayana dan Arjunawijaya yang sebenarnya berasal dari Asia Selatan, tetapi dalam proses penyalinannya atau penulisannya, terdapat pengaruh dari pewayangan Nusantara. Makanan yang disebutkan adalah nasi ketan yang diberikan kepada pertapa (Arenga Indonesia).

Tidak hanya naskah Ramayana dan Arjunawijaya, naskah di Sumatera pun menjadi sebuah peninggalan pengetahuan kuliner nenek moyang pada masa lampau. Naskah yang dimaksud adalah naskah-naskah yang ditemukan oleh nenek moyang masyarakat Minangkabau. Mayoritas naskah Minangkabau menggunakan aksara Arab dengan bahasa Melayu atau disebut sebagai aksara Jawi. Di balik lembaran-lembaran yang mulai menguning dan rapuh itu, tersimpan catatan rasa, aroma, dan teknik memasak yang diturunkan lintas generasi.

Tidak hanya masakan modern yang dikenal sebagai masakan Padang yang telah tersebar di seluruh Indonesia dan dunia, masyarakat Minangkabau sudah terbiasa dengan tradisi masak-memasak karena tradisi merantau yang menjadikan masyarakatnya harus memiliki cadangan makanan saat di perjalanan. Selain itu, geografi Minangkabau memiliki bumbu rempah yang melimpah dan keahlian nenek moyang mampu mengolah menjadi kuliner yang bervariasi.

Tidak hanya sebagai pemenuhan fisik, kuliner di ranah Minangkabau menjadi sebuah simbol untuk berbagai kepentingan, seperti upacara keagamaan, pernikahan, dan adat. Tentunya, dalam tradisi kuliner tersebut terdapat nilai Minangkabau, seperti nilai budaya, adat, kebersamaan, dan penghormatan.

Salah satu naskah yang berasal dari Minangkabau adalah naskah yang ditulis oleh Syekh Abdul Latif Syakur, ulama, penyuka kuliner, dan penulis resep masakan. Pramono (2024) mengungkapkan bahwa Syekh Abdul Latif Syakur merupakan anak dari Muhammad Amin Paduko Intan yang lahir pada tanggal 5 Agustus 1882 di Nagari Air Mancur, Agam, Sumatera Barat. Naskah yang ditulis oleh beliau adalah naskah beraksara Jawi dengan penjelasan resep jenis kue, lauk-pauk pendamping menu utama. Pramono menjelaskan adanya salah satu cara memasak menu kuliner yang terdapat dalam naskah tersebut.

Menu sambal patai menjadi sebuah bukti bahwa Syekh Syakur sebagai penulis naskah yang melegitimasi bahwa tradisi Minangkabau dalam kepenulisan naskah dalam berbagai pengetahuan patut diacungi jempol. Tidak hanya itu, berdasarkan naskah yang ditemukan juga terdapat pengetahuan dalam membuat sambal ati dan jenis sambal lainnya. Naskah tersebut menandakan kuatnya peran dapur dalam kehidupan sehari-hari masyarakat masa lalu.

Alih-alih hanya diwariskan secara lisan, nenek moyang kita ternyata cukup cermat mendokumentasikan berbagai resep masakan, termasuk cara mengolah hati ayam dengan bumbu rempah khas. Penggunaan aksara Jawi dalam penulisan resep memperlihatkan perpaduan erat antara budaya tulis, pengaruh Islam, dan kebiasaan lokal dalam kehidupan masyarakat Nusantara.

Menariknya, struktur penulisan resep dalam naskah tersebut tidak jauh berbeda dengan buku masak modern. Ada daftar bahan, instruksi langkah demi langkah, dan bahkan tips agar rasa sambal lebih harum atau hati ayam tidak terlalu keras. Ini menunjukkan bahwa dokumentasi resep adalah bagian penting dari kehidupan rumah tangga masa lalu dan dapur pun memiliki tempat terhormat dalam budaya tulis tradisional.

Menggali naskah-naskah kuliner dalam aksara Jawi bukan hanya soal menelusuri resep, tetapi juga membuka jendela sejarah mengenai tradisi, teknologi dapur, jaringan perdagangan rempah, hingga nilai-nilai budaya dan spiritual yang melekat dalam setiap sajian. Dengan membaca dan menghidupkan kembali resep-resep tersebut, kita tidak hanya menyajikan masakan, tetapi juga mewariskan identitas.

Kini, dengan teknologi digital dan minat terhadap gastronomi lokal yang terus tumbuh, naskah-naskah seperti ini patut dijaga dan dipopulerkan kembali. Sebab di balik setiap lembaran tua itu, tersimpan rasa, ingatan, dan cinta yang ditulis dengan tinta serta tradisi.

*Artikel ini sudah pernah terbit di Suara Pembaruan, 12 Agustus 2025.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article