
Pasca unjuk rasa yang terjadi beberapa hari lalu di Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) tidak hanya meninggalkan kerusakan pada sejumlah fasilitas publik, tetapi juga 'mewariskan' timbunan sampah yang menjadi pekerjaan tambahan buat Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung khususnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung mencatat, total sampah yang diangkut mencapai sekitar 40 kubik dengan berbagai jenis, mulai dari abu, kayu bangunan yang terbakar, pecahan kaca, logam, hingga puing tembok runtuh.
Kepala DLH Kota Bandung, Darto Kamis (4/9) menyatakan, bahwa sampah terbanyak berasal dari lokasi pembakaran bangunan, termasuk sebuah rumah makan di kawasan pusat kota.
“Kurang lebih 40 kubik sampah sudah kita angkut. Sampah ini cukup berat karena banyak material bangunan yang runtuh, seperti batu bata, kayu, dan sisa-sisa perabotan,” ungkapny.
Darto merinci, sejak Sabtu lalu petugas DLH telah mengangkut tambahan sampah sekitar delapan kubik per hari menggunakan kendaraan pikap kecil. Namun jumlah terbesar berasal dari bangunan yang terbakar, seperti rumah makan Sambara.
“Dari lokasi itu saja, dalam dua hari kita keluarkan enam truk penuh, masing-masing tiga truk per hari. Kalau dihitung, sekitar 36 kubik sampah berasal dari sana. Sampah berupa abu, puing kayu, bangkai tembok, sampai pecahan gelas dan piring,” bebernya.
Menurut Darto, hingga hari ketiga pasca kejadian, proses pengangkutan sampah di sekitar bangunan terbakar masih berlangsung. DLH menunggu izin pemilik untuk menentukan bagian mana yang sudah bisa diangkut, mengingat kondisi masih menyisakan reruntuhan.
Darto mengakui, volume sampah tambahan dari sisa unjuk rasa ini cukup berpengaruh terhadap operasional pengangkutan harian. “Kalau sudah sampai enam truk dalam dua hari, jelas memengaruhi ritasi. Tapi ini bagian dari tanggung jawab sosial pemerintah, jadi tetap kita tangani,” jelasnya.
Meski demikian, kata Darto secara keseluruhan pengangkutan sampah di Kota Bandung masih dalam kondisi normal. Sampah tambahan yang berasal dari kerumunan massa, seperti plastik dan botol minuman, disebut tidak signifikan jumlahnya.
Selain DLH, sejumlah elemen masyarakat juga turut membantu membersihkan kota pasca kerusuhan. Darto menyebut komunitas ojek online (ojol) dan warga sekitar ikut bergotong royong menyapu, mengecat, dan merapikan kembali fasilitas umum yang rusak maupun kotor akibat aksi massa.
“Kemarin teman-teman ojol juga ikut bersihkan bersama-sama. Jadi untuk saat ini situasi sudah mulai kembali normal, dan operasional pengangkutan sampah juga berjalan seperti biasa,” tuturnya. (H-1)