Klub Liga 1, yang kini berubah namanya menjadi Super League, kini boleh mendaftarkan 11 pemain asing dan bisa membawa 8 pemain asing sekaligus pada DSP dan memainkannya langsung di lapangan. Pelatih Persija Jakarta, Mauricio Souza, akan mencoba bersikap adil.
Ketika nanti kompetisi dimulai, Souza tidak akan pilih kasih terhadap pemain asing atau lokal. Bagi pelatih asal Brasil itu, pemain yang dinilainya layak dan bermain baiklah yang akan turun membela Persija di pertandingan Super League.
"Siapa yang tampil lebih baik, dia yang akan bermain. Tidak peduli dia asing atau lokal, tua atau muda. Sepak bola itu soal kompetensi," terangnya kepada wartawan saat sesi latihan Persija di Sawangan, Selasa (8/7).
"Siapa yang paling kompeten, dia yang bermain. Para pemain harus menunjukkan bahwa mereka layak masuk ke tim utama," tambahnya.
Souza agak menyoroti Eksel Runtukahu, pemain lokal yang baru didatangkan Persija. Ia menilai, eks penggawa Barito Putera itu bisa bersaing.
"Dia adalah salah satu pemain bagus yang kami miliki di tim. Tentu kami sudah punya bayangan soal siapa yang akan menjadi starter. Tapi siapa yang akan benar-benar bermain akan ditentukan dari performa di lapangan," tegasnya.
Adapun regulasi 11 pemain asing ini disepakati usai PT LIB menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar Biasa bersama para petinggi klub Super League di The Langham, Jakarta, pada Senin (7/7). Intinya, mereka mempertimbangkan daya saing di kompetisi Asia.
"Memang kemarin [musim 2024/25] regulasinya 8 pemain asing dan 6 yang main. Klub merasa bahwa seperti 'nanggung', apalagi kita punya keinginan tanpa mengesampingkan pemain lokal, kami merasa perlu bisa bersaing di Asia," kata Dirut PT LIB, Ferry Paulus, dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin (7/7).
"Kuota lokalnya istilahnya enggak terlalu terdegradasi dari jumlah yang lalu. 11 pemain asing itu hanya didaftarkan, kalau enggak mau didaftarkan 11 juga enggak apa-apa," tambahnya.