Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merespons eskalasi aksi demonstrasi yang berujung pada kerusuhan yang terjadi pada beberapa hari ke belakang. Mereka menyorot banyaknya korban yang berjatuhan.
Wakil Ketua Harian DPP PKB, Riezal Ilham Pratama, menyebut, pemerintah tidak bisa hanya memberikan santunan kepada para korban yang tewas maupun terluka. Namun, mereka harus bisa menerjemahkan kerusuhan yang terjadi dalam bentuk evaluasi diri.
“Bagi kami yang pertama mereka harus meregang nyawa mereka, harus kehilangan nyawa karena memperjuangkan aspirasi. Ini harga yang sangat mahal, harga yang terlalu mahal bagi masyarakat Indonesia, memperjuangkan aspirasi,” ucap Riezal di kantor DPP PKB, Jakarta pada Rabu (3/9).
“Yang pertama paling penting adalah pemerintah baik di eksekutif maupun legislatif wajib mendengarkan tuntutan-tuntutan dan aspirasi dari mereka yang memperjuangkan aspirasi. Jadi bukan hanya memberikan santunan dan lain sebagainya,” tambahnya.
Menurut mantan Ketua BEM Unpad ini, pemberian santunan merupakan bare minimum. Pemerintah dan DPR harus bisa memahami aspirasi dari masyarakat.
“Tapi yang jauh daripada itu gimana caranya pemerintah bisa mengaktualisasikan dan menerjemahkan apa yang menjadi tuntutan mereka ke dalam kebijakan-kebijakan yang pro rakyat,” ucap Riezal.
“PKB juga berkomitmen bukan hanya mereka yang meninggal dunia, tapi bagi yang luka-luka (diberi) akses terhadap jaminan kesehatan dan akses kesehatan. Itu yang perlu dilakukan. Karena ini hal dasar yang perlu mereka dapatkan. Tapi yang paling penting bagi kami,” tambahnya.
Selain itu, Riezal menyebut PKB menuntut agar ada reformasi dari aparat keamanan, dalam hal ini Polri. Mereka mau ada perbaikan di tubuh Polri dari peristiwa-peristiwa yang terjadi.
“Kami ingin ada evaluasi terhadap apa yang dilakukan oleh aparat keamanan, penanganan aksi yang perlu lebih humanis karena sudah jatuh terlalu banyak korban. Perlu ada evaluasi bahkan reformasi ke depannya, bagaimana penanganan massa aksi dilakukan ke depan,” ucap Riezal.
“Juga kepada masyarakat, mohon untuk menahan diri agar tidak melakukan tindakan-tindakan perusakan fasum dan lain sebagainya. Dan jangan terjebak oleh provokasi untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan dan justru malah merusak terhadap fasilitas publik,” tambahnya.
Riezal juga menyebut PKB mendorong perlunya komite investigasi independen untuk mengusut mengapa banyak korban berjatuhan pada kerusuhan-kerusuhan yang terjadi.
“Kami juga mendorong adanya komite investigasi yang independen untuk mengusut kenapa kawan-kawan banyak yang menjadi korban, kenapa banyak jatuh korban dan apa yang terjadi sehingga hasilnya bisa kita lihat secara objektif,” tandas Riezal.
Adapun saat ini sudah ada sejumlah korban tewas dari kerusuhan yang terjadi di seluruh Indonesia.
Salah satu yang paling disorot adalah Affan Kurniawan (21). Ia adalah driver ojek online yang dilindas anggota Brimob dengan kendaraan rantis baracuda di Pejompongan, Jakarta saat terjadi kerusuhan pada Kamis (28/8).