
Presiden Prabowo Subianto mengatakan proses peralihan menuju energi terbarukan di Indonesia bisa dilakukan pemerintah Indonesia dalam satu dekade mendatang.
Menurut Prabowo, proses transisi energi tersebut lebih cepat dari proyeksi awal pada 2040. Sehingga dia berencana 100 persen energi terbarukan bisa diterapkan Indonesia pada 2035.
"Di bidang transisi energi, kami berencana mencapai 100 persen energi terbarukan dalam 10 tahun ke depan. Targetnya tentu saja 2040, tetapi para ahli mengatakan bahwa kita dapat mencapainya jauh lebih cepat," kata Prabowo dalam jumpa pers bersama Presiden Brasil Lula da Silva di Brasilia pada hari Rabu waktu setempat.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga memuji keberhasilan Brasil dalam mengembangkan biofuel. Dia menargetkan Indonesia bisa mengejar pencapaian Brasil dalam bioenergi.

"Kami melihat keberhasilan Anda dalam mengembangkan biofuel, dan saya rasa kami bertekad untuk mengejar kemajuan yang telah Anda capai," katanya.
Adapun berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, ditargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 Gigawatt (GW), di mana lebih dari 76 persen atau 52,9 GW di antaranya berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT) dan Storage.
Secara rinci, Indonesia menargetkan pembangunan tenaga surya sebesar 17,1 GW, tenaga hydro sebesar 11,7 GW, Angin 7,2 GW, Panas Bumi 5,2 GW, Bioenergi 0,9 GW, Nuklir 0,5 GW serta alokasi khusus Storage 10,3 GW.