
Stalking sering dianggap hanya sebagai masalah psikologis atau sosial, namun studi terbaru membuktikan bahwa dampaknya jauh lebih serius. Wanita yang menjadi korban stalking ternyata memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan stroke. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Circulation dan menjadi peringatan penting bagi dunia medis maupun masyarakat luas.
Hasil Penelitian: Risiko Kardiovaskular Meningkat
Penelitian dilakukan terhadap lebih dari 66.000 wanita berusia 36–56 tahun yang sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Hasilnya menunjukkan:
- 12% wanita mengaku pernah mengalami stalking.
- 6% di antaranya pernah mengajukan restraining order (perintah perlindungan).
- Wanita korban stalking memiliki 41% risiko lebih tinggi mengalami serangan jantung atau stroke.
- Bagi mereka yang sampai mengajukan restraining order, risikonya meningkat hingga 70% lebih tinggi.
Wanita yang mengalami stalking sekaligus mengajukan restraining order tercatat memiliki risiko tertinggi, bahkan lebih dari dua kali lipat dibanding yang tidak pernah mengalaminya.
Mengapa Stalking Bisa Picu Penyakit Jantung?
Para peneliti menjelaskan bahwa stres psikologis kronis menjadi faktor utama. Ketakutan, kecemasan, dan trauma akibat stalking dapat memicu gangguan pada sistem saraf, merusak pembuluh darah, dan meningkatkan peradangan. Kondisi ini dalam jangka panjang berdampak buruk bagi kesehatan jantung dan otak.
Implikasi untuk Kesehatan Masyarakat
Studi ini menegaskan bahwa stalking bukan sekadar masalah sosial, tetapi juga ancaman kesehatan serius. Oleh karena itu:
- Tenaga medis perlu mempertimbangkan pengalaman kekerasan psikologis sebagai faktor risiko penyakit jantung.
- Skrining kesehatan jantung sebaiknya memasukkan riwayat stalking dalam pemeriksaan pasien perempuan.
- Dukungan psikososial dan hukum sangat penting untuk melindungi korban serta mengurangi risiko kesehatan jangka panjang.
Kesimpulan
Stalking terbukti meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada wanita. Dengan risiko 41% hingga 70% lebih tinggi, pengalaman ini tidak boleh diremehkan. Perlindungan hukum, dukungan kesehatan mental, serta perhatian medis yang lebih komprehensif sangat dibutuhkan untuk mencegah dampak buruk yang lebih luas.
Sumber:
- Harvard T.H. Chan School of Public Health
- American Heart Association Newsroom
- Axios: Being stalked raised women's risk of heart disease