
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan enam aturan utama dalam konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) untuk remaja yang mengalami anemia defisiensi besi (ADB).
“Banyak remaja sudah mengonsumsi tablet, tetapi caranya keliru. Harapan kami, ADB bisa dicegah, namun faktanya masih banyak kasus yang muncul,” ujar Harapan Parlindungan Ringoringo, Anggota UKK Hematologi Onkologi IDAI, dikutip dari Antara, Kamis (4/9).
Enam Aturan Konsumsi TTD
- Rutin mingguan - satu tablet setiap minggu. Program ini sudah dijalankan pemerintah untuk siswi SMP dan SMA.
- Selama haid - satu tablet per hari selama menstruasi berlangsung. Jika haid 4 hari, maka 4 tablet; bila 7 hari, maka 7 tablet.
- Jeda makan - konsumsi dua jam sebelum atau sesudah makan. Waktu paling ideal adalah sebelum makan.
- Hindari kombinasi salah - jangan diminum bersamaan dengan susu, kopi, teh, atau obat maag karena dapat menghambat penyerapan zat besi.
- Optimalkan dengan vitamin C - konsumsi bersama buah kaya vitamin C, seperti jeruk, pepaya, atau pisang, agar penyerapan zat besi lebih maksimal.
- Atasi mual - bagi yang kerap merasa mual, sebaiknya diminum menjelang tidur.
Mengapa Remaja Rentan?
Masa remaja ditandai dengan percepatan pertumbuhan fisik, pematangan organ reproduksi, serta perubahan psikososial. Kondisi ini meningkatkan kebutuhan zat besi. Kekurangan zat besi memicu gejala 5L: lelah, letih, lemah, lesu, dan lalai.
Akibatnya, remaja sering mengeluhkan pusing, sakit kepala, mengantuk, sulit fokus, hingga berkurangnya daya tahan tubuh. Jika berlanjut, ADB dapat menghambat fungsi kognitif, prestasi belajar, perkembangan fisik, bahkan aktivitas sehari-hari. (Z-10)