Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut produksi beras Indonesia diproyeksikan mencetak rekor baru pada musim tanam 2025/2026.
Dia merujuk data Food Agricultural Organization (FAO) yang memperkirakan produksi beras RI tembus 35,6 juta ton, tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Sementara itu, Departemen Pertanian Amerika Serikat melalui laporan Rice Outlook April 2025 memprediksi produksi beras di Indonesia mencapai 34,6 juta ton, naik 4,8 persen dibanding tahun lalu.
“Kedua proyeksi ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu produsen beras terbesar di dunia,” ujar Amran dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Pertanian, Selasa (2/9).
Lebih lanjut, Amran mengungkapkan produksi beras nasional hingga Oktober 2025 diperkirakan mencapai 31,04 juta ton, melampaui total produksi sepanjang 2024.
Angka ini berhasil melampaui total produksi sepanjang tahun 2024 yang tercatat sebesar 30,62 juta ton, sekaligus menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 12,16 persen dibandingkan periode Januari–Oktober 2024 yang hanya mencapai 27,67 juta ton
Amran menyebut bahwa peningkatan produksi ini ditopang oleh meluasnya areal panen padi.
“Saat ini tercatat mencapai 10,22 juta hektare, naik 11,90 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 9,13 juta hektare,” ungkapnya.
Menurutnya, capaian ini merupakan bukti nyata dari keberhasilan strategi optimalisasi lahan meliputi rehabilitasi lahan tidur, pengelolaan irigasi yang lebih efisien, hingga penerapan teknologi pertanian modern.
“Dari yang sebelumnya hanya mampu tanam sekali setahun, kini indeks pertanaman padi bisa meningkat menjadi dua hingga tiga kali setahun,” kata Amran.
Di sisi lain, Pemerintah juga mendorong pemanfaatan lahan sub optimal seperti rawa dan lahan kering agar lebih produktif melalui teknik budidaya inovatif.
Strategi ini membuat siklus tanam berlangsung lebih sering dengan hasil yang lebih tinggi. Kondisi iklim yang bersahabat juga turut mendukung produktivitas petani.
Selain itu, panen raya yang berlangsung serentak di sejumlah wilayah sentra produksi utama seperti Jawa, Sumatera, dan Sulawesi semakin memperkuat surplus produksi beras. Hingga Oktober 2025, produksi beras diperkirakan menembus 31,04 juta ton.
“Surplus yang dihasilkan tidak hanya dapat menjaga stabilitas harga di pasar, tetapi juga memberi dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan petani,”
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) meyakini tren positif ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun seiring dengan musim tanam kedua dan ketiga yang sedang berjalan.
Mentan Amran menambahkan, pemerintah akan terus menjaga momentum peningkatan produksi melalui penyediaan sarana produksi pertanian, penguatan sistem pengairan dan pompanisasi, serta pemanfaatan kondisi iklim yang menguntungkan di tahun ini.
“Upaya tersebut diharapkan semakin memperkuat ketahanan pangan nasional dan mengokohkan langkah Indonesia menuju swasembada ber...