Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) kembali mencatat kontribusi penting dalam riset energi terbarukan. Melalui artikel berjudul “Biodiesel Production from Waste Cooking Oil: Characterization, Modeling and Optimization” yang dipublikasikan di jurnal Mechanical Engineering for Society and Industry, Vol. 1 No. 1 (2021), para peneliti menegaskan potensi besar minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel.
Penelitian ini mengolah minyak goreng bekas dari restoran dan rumah tangga menjadi biodiesel dengan metode transesterifikasi. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar viskositas yang semula tinggi dapat ditekan hingga 91 persen. “Kami menemukan bahwa penggunaan katalis NaOH menjadi faktor paling signifikan dalam meningkatkan hasil biodiesel,” ujar Muji Setiyo, dosen Teknik Otomotif UNIMMA, dalam keterangannya.
Dalam proses optimasi, tim peneliti menggunakan Response Surface Methodology (RSM) dan Artificial Neural Network (ANN). Berdasarkan hasil uji, yield biodiesel mencapai 91,30 persen melalui RSM, sementara prediksi ANN bahkan lebih tinggi, yakni 92,88 persen. Muji menambahkan, “Pendekatan berbasis kecerdasan buatan terbukti mampu memberikan prediksi yang lebih akurat dibandingkan metode statistik konvensional.”
Selain itu, biodiesel yang dihasilkan telah memenuhi standar internasional ASTM D6751. Uji laboratorium mencatat nilai viskositas 4,29 mm²/s dan nilai kalor 38 MJ/kg, mendekati kualitas solar murni. “Dengan kualitas tersebut, biodiesel dari minyak jelantah dapat digunakan langsung pada mesin diesel tanpa perlu dicampur bahan lain,” kata Muji menjelaskan.
Penelitian juga mengungkap kandungan asam lemak dalam biodiesel dari minyak jelantah. Hasil kromatografi menunjukkan 56,33 persen kandungan asam lemak tidak jenuh, dengan dominasi asam oktadekadienoat. Kandungan inilah yang memengaruhi angka setana biodiesel mencapai 52, lebih tinggi dari solar konvensional.
Lebih jauh, analisis ANOVA menegaskan kembali peran krusial konsentrasi katalis dalam menentukan hasil biodiesel. Sementara itu, suhu reaksi justru tidak terlalu signifikan. “Temuan ini penting sebagai acuan industri, agar produksi biodiesel dapat dilakukan secara efisien tanpa pemborosan energi,” terang Muji.
Penelitian ini menegaskan bahwa pemanfaatan minyak jelantah tidak hanya mengurangi limbah rumah tangga dan restoran, tetapi juga menjawab tantangan krisis energi. “Jika dikelola dengan baik, minyak bekas dapat menjadi sumber energi alternatif yang berkelanjutan, sekaligus mendukung kemandirian energi bangsa,” ungkap Muji.
Artikel yang dimuat di jurnal Mechanical Engineering for Society and Industry Vol. 1, No. 1 (2021), halaman 22–30 ini diharapkan membuka jalan bagi riset lanjutan sekaligus mendorong implementasi biodiesel berbasis minyak jelantah dalam skala industri. Dengan temuan ini, UNIMMA menunjukkan peran nyata dalam inovasi energi hijau yang ramah lingkungan.