Ekonom: Skema Burden Sharing BI-Kemenkeu Berisiko Cetak Uang Baru

1 day ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kesepakatan Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berbagi beban bunga pembelian surat berharga negara (SBN) atau burden sharing untuk menjalankan program Asta Cita menimbulkan respons cukup masif dari kalangan ekonom. Terutama mengenai persoalan independensi BI dan pencetakan uang baru untuk kebutuhan fiskal.

BI menjelaskan, untuk mengurangi beban biaya terkait program ekonomi kerakyatan dalam Asta Cita, BI sepakat melakukan pembagian beban bunga (burden sharing) dengan pemerintah. Pembagian beban bunga dilakukan dengan membagi rata biaya bunga atas penerbitan SBN untuk program pemerintah terkait perumahan rakyat dan koperasi desa/kelurahan Merah Putih (KDMP), setelah dikurangi penerimaan atas penempatan dana pemerintah untuk kedua program tersebut di lembaga keuangan domestik.

Dalam pelaksanaannya, pembagian beban dilakukan dalam bentuk pemberian tambahan bunga terhadap rekening pemerintah yang ada di BI. Hal itu sejalan dengan peran BI sebagai pemegang kas pemerintah, sebagaimana Pasal 52 Undang-Undang (UU) BI Nomor 23 Tahun 1999, sebagaimana terakhir diubah dengan UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang P2SK juncto Pasal 22 serta selaras dengan Pasal 23 UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Dengan skema burden sharing tersebut, BI menegaskan tidak adanya pencetakan uang baru. “Betul, tidak akan ada seperti itu (BI mencetak uang baru),” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso saat dikonfirmasi Republika, Kamis (4/9/2025).

Namun sejumlah ekonom berpandangan lain. Ekonom Bright Institute, Muhammad Andri Perdana, menilai BI bakal melakukan pencetakan uang baru dari kesepakatan burden sharing dengan Kemenkeu.

“Itu hanya denial semantika. Dalam ekonomi, pembelian SBN di pasar perdana oleh bank sentral itu sama saja dengan ‘pencetakan uang’,” ungkap Andri kepada Republika.

Andri menerangkan, bank sentral memang tidak pernah secara harfiah mencetak uang untuk menciptakan uang baru ke perekonomian. Namun prinsipnya, ketika bank sentral menginjeksi likuiditas baru tanpa menciptakan barang dan jasa baru ke perekonomian, hal tersebut sama dengan pencetakan uang.

“Itu sama saja dengan pencetakan uang kalau kita bicara secara praktis. Perihal apakah ia akan diabsorpsi kembali ke bank sentral (dari pelunasan SBN oleh pemerintah ke bank sentral) itu tidak relevan karena yang terpenting adalah pemerintah mengambil uang baru bukan dari publik, melainkan langsung dari bank sentral,” jelasnya.

Andri menyebut, hal itu menjadi sangat mengkhawatirkan, apakah nanti bank sentral benar-benar bisa mengabsorpsi seluruh likuiditas tersebut kembali atau tidak. Hal itu, kata dia, tergantung pada dua hal.

Read Entire Article