





Saat musim angin tiba, pesisir utara Jawa Barat tak hanya disuguhi semilir angin segar, di Indramayu, langit pun dipenuhi puluhan hingga ratusan layang‑layang yang menari ceria, seolah mengundang senyum siapa saja yang memandang.
Bagi penduduk setempat, menerbangkan layangan bukan sekadar hiburan semata, ini adalah tradisi yang menyatukan kebersamaan, menggerakkan ekonomi rakyat kecil, dan memastikan budaya lokal terus “terbang” di tengah arus digital.
Angin yang konsisten menjadikan lokasi ini bak surga bagi para penggemar layangan, seperti yang sering terjadi pula pada acara kontes layang‑layang lokal di Indramayu, seperti yang pernah digelar saat Hari Jadi Indramayu ke‑496 di Desa Tanjungkerta.
Fani menjadi salah satu warga yang bermain layangan di lokasi tersebut, warga Margalaksana itu yang hampir berusia 40 tahun mengaku tak pernah lepas dari memori masa kecil.
“Biasanya main di Jembatan Terusan, tapi sekarang coba‑coba di sini. Tempatnya enak, anginnya pas, banyak yang main juga di sini,” katanya ceria pada sebuah sore di Jembatan Layang Pagirikan.

Tak hanya menerbangkan, Fani pun menjajakan layang‑layang murah meriah dari Rp 2.000 - Rp 5.000 untuk jenis standar, sampai jenis “aduan” seperti Sukhoi seharga Rp 10.000. Untuk layang‑layang aduan, ia juga menyediakan gelasan (benang khusus berlapis bubuk kaca), lengkap dengan merek Warok dari Jawa Timur, yang bisa mencapai Rp 100.000 per gulung panjang. Benang lain dengan kualitas lebih tinggi pun ada, dihargai mulai Rp 20.000-an, tergantung panjang dan mutu.
Walau belum ada turnamen resmi di sini, komunitas layang‑layang tetap hidup. Musim angin jadi momen emas bagi pecinta layangan untuk berkumpul, bersanding, dan saling berbagi keseruan.
Di sisi lain, Sudedi (34) dari Karangmalang membawa keluarganya ke jembatan tiap akhir pekan, berharap anak‑anaknya bisa mencintai permainan tradisional, bukan hanya terpaku pada layar gadget. Baginya, bermain layang‑layang mengajarkan teknik, kesabaran, dan ketangkasan. Senja yang ditutup dengan panorama matahari tenggelam juga jadi bonus tak ternilai.