Produsen kopi Brasil menaikkan harga jual produk secara serempak mulai 1 September 2025. Dua produsen kopi terkemuka di Negeri Samba itu 3 Corações dan Melitta menaikkan harga produk mereka berdasarkan dokumen yang dikirim ke para klien dan dilihat oleh Reuters.
3 Corações, merupakan perusahaan patungan antara perusahaan Brasil, Sao Miguel, dan grup Israel, Strauss, telah menyatakan menaikkan harga kopi seduh dan giling sebesar 10 persen, serta kopi instan sebesar 7 persen mulai 1 September.
"[Perusahaan] Melitta South America, juga pemain besar di Brasil, mengatakan akan menaikkan harga hingga 15 persen mulai 1 September," tulis laporan Reuters seperti yang dikutip kumparan, Rabu (3/9).
Kedua perusahaan ini, yang menyebut kenaikan harga biji kopi mentah, ketidakstabilan harga kopi global, dan masalah iklim sebagai alasan kenaikan harga. Namun kedua perusahaan ini belum memberikan komentar ketika dimintai tanggapan oleh Reuters.
Harga global biji kopi arabika mentah naik lebih dari 20 persen tahun ini setelah sebelumnya naik 70 persen tahun lalu. Penyebab utamanya adalah panen kopi di Brasil kembali buruk karena cuaca yang tidak mendukung.
Baru-baru ini, langkah pemerintah Amerika Serikat mengenakan tarif 50 persen pada impor kopi dari Brasil membuat harga makin melonjak, karena pemanggang kopi di AS berebut stok yang masih ada.
Secara rata-rata, harga biji kopi mentah menyumbang sekitar 40 persen dari biaya kopi giling dan seduh di tingkat grosir. Artinya, para pemanggang kopi di seluruh dunia kini mendapat tekanan untuk menaikkan harga jual.
Sebelumnya, 3 Corações juga telah berkali-kali menaikkan harga: 11 persen pada Januari, 10 persen pada Desember tahun lalu, dan terakhir 14,3 persen pada 1 Maret. Melitta juga menaikkan harga sebesar 25 persen di bulan Desember.
Pada bulan Agustus sempat terjadi penurunan harga kopi ritel di Brasil, menurut asosiasi industri ABIC, karena harga di bursa berjangka turun dari rekor tertinggi sebelumnya tahun ini.
Namun, ABIC memperkirakan tren itu akan berbalik karena tarif dari AS mulai diberlakukan dan itu terbukti sekarang.
Produsen kopi mulai benar-benar tertekan oleh biaya yang semakin tinggi, sementara konsumen yang kehabisan uang juga mulai protes terhadap kenaikan harga dengan berburu diskon atau beralih ke merek-merek supermarket.