Ilmuwan Simpan Ribuan Sampel Tinja Manusia di Gudang Kiamat, Buat Apa?

1 month ago 8
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ilmuwan olah feses manusia di laboratorium. Foto: REUTERS/Eric Vidal

Para peneliti telah membekukan ribuan kotoran manusia dan disimpan di sebuah fasilitas Gudang Kiamat di Swiss. Mereka menargetkan lebih dari 10.000 sampel feses terkumpul hingga 2029.

Bukan tanpa tujuan kenapa ilmuwan mulai menyimpan kotoran manusia. Ini karena di dalam feses terdapat miliaran mikroba yang sangat berharga. Menurut studi yang terbit di jurnal Nature Communications pada Jumat (27/6), mikroba ini dapat menjadi kunci untuk menyelamatkan generasi mendatang dari berbagai krisis kesehatan dan penyakit.

Gudang penyimpanan ini tidak hanya berisi kotoran manusia, tetapi juga hampir 200 jenis makanan fermentasi yang kaya akan mikroba baik untuk usus. Rencananya, para ilmuwan juga akan menambahkan mikroba dari lingkungan untuk memperluas koleksi tersebut.

Tujuan jangka panjang dari proyek ini adalah menciptakan cadangan mikroba dari manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan. Dengan begitu, generasi masa depan dapat menggunakannya untuk penelitian, memperbaiki ekosistem yang rusak, atau bahkan menciptakan pengobatan baru saat dibutuhkan.

"Hilangnya mikroba berkaitan dengan meningkatnya kasus penyakit kronis seperti alergi, gangguan autoimun, dan masalah metabolisme," tulis para peneliti dalam studinya sebagaimana dikutip Live Science. "Keragaman mikroba yang menurun juga berdampak buruk pada ekosistem, mengancam pertanian dan ketahanan lingkungan."

Mereka menekankan pentingnya menyelamatkan semua jenis mikroba karena aktivitas manusia telah merusak keseimbangan mikrobioma, komunitas mikroba yang hidup di dalam tubuh dan di lingkungan kita.

Contohnya, pertanian modern, mencairnya lapisan es abadi akibat perubahan iklim, dan penggunaan antibiotik yang berlebihan telah menyebabkan kehancuran besar pada mikrobioma. Akibatnya, di masa depan kita mungkin membutuhkan mikroba-mikroba ini untuk mengembalikan keseimbangan yang hilang.

"Berbagai aktivitas manusia telah mengikis mikrobioma kita, dan ada banyak bukti mengenai hal itu," kata Dr. Martin Blaser, Direktur Center for Advanced Biotechnology and Medicine di Universitas Rutgers, New Jersey, yang juga salah satu penulis komentar tersebut.

The Doomsday Vault alias Gudang Kiamat. Foto: en.wikipedia.org

Saat ini memang belum ada bukti pasti bahwa mengembalikan mikroba beku ke dalam usus manusia atau ekosistem dapat memulihkan kondisinya. Namun Blaser optimis, "Kami percaya suatu hari nanti ilmu pengetahuan akan berkembang cukup jauh sehingga kita memiliki teknik restorasi yang benar-benar efektif."

Proyek yang diberi nama Microbiota Vault ini dimulai pada 2018. Para pendirinya terinspirasi dari Svalbard Global Seed Vault di Norwegia—gudang benih terbesar di dunia yang menyimpan sekitar 1,3 juta sampel tanaman untuk menjaga keragaman genetik yang kini semakin langka di dunia nyata.

Selama fase awal, proyek ini fokus pada uji coba pengumpulan dan ekspor sampel kotoran serta makanan fermentasi dari berbagai negara. Dalam tujuh tahun terakhir, para ilmuwan di Swiss telah menerima total 1.204 sampel feses dan 190 sampel makanan dari negara-negara seperti Benin, Brasil, Ethiopia, Ghana, Laos, Thailand, dan tentu saja Swiss. Semua sampel itu kini disimpan di suhu minus 80 derajat Celsius di University of Zurich.

Saat ini, proyek telah memasuki fase pertumbuhan, di mana para peneliti ingin memperluas koleksi dengan ribuan sampel tambahan, termasuk mikroba dari ekosistem yang terancam. Mereka juga tengah mencari lokasi permanen untuk gudang ini, idealnya di negara dengan iklim dingin seperti Swiss atau Kanada.

"Siapa tahu, mungkin 100 tahun dari sekarang, menyelamatkan mikroba-mikroba ini bisa mencegah bencana besar," kata Blaser. “Merupakan kewajiban kita kepada generasi mendatang untuk melestarikan keragaman mikroba ini.”