
Indeks harga saham gabungan (IHSG) memulai perdagangan awal pekan dengan tekanan jual signifikan. Pada pembukaan perdagangan hari ini Senin, 1 September 2025, pukul 09.02 WIB, IHSG merosot 3,51% atau turun 274,55 poin ke level 7.555,94.
Aktivitas transaksi terpantau cukup ramai, dengan volume perdagangan mencapai 2,805 miliar saham, total nilai transaksi sekitar Rp2,499 triliun, dan frekuensi perdagangan sebanyak 176.122 kali
Head of Research and Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto mengungkapkan kondisi ketidakstabilan politik dan keamanan di dalam negeri membuat persepsi risiko investor asing memburuk terhadap pasar Indonesia. Nilai tukar rupiah pun melemah signifikan pada Jumat (29/8) lalu, ditutup di level 16,490 per dolar AS.
Sementara, indeks Dollar AS (DXY) dalam dua hari (Kamis dan Jumat) cenderung melemah di bawah level 98. IHSG melemah signifikan 1,5% menjadi 7.830,5 setelah sehari sebelumnya pada hari Kamis (28/08) menyentuh rekor penutupan tertinggi pada 7.952,1. Investor asing melakukan aksi jual bersih cukup besar pada hari Jumat di pasar saham, mencapai Rp1,1triliun.
Rully menjelaskan imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia (SBN) tenor 10 tahun pada hari Jumat lalu naik 4,9 basis points (bps) menjadi 6,36%. Persepsi risiko investor asing cenderung memburuk, terlihat dari kenaikan persepsi risiko investasi atau credit default swap (CDS) 5 tahun Indonesia menjadi 70,27. (E-3)