
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA), tengah menghadapi tantangan besar dalam bisnis ekspor ke Amerika Serikat (AS) setelah pemerintahan Donald Trump memberlakukan tarif masuk sebesar 19 persen pada komoditas tertentu, termasuk produk budidaya perikanan yang menjadi salah satu andalan ekspor Japfa.
Direktur Japfa, Leo Handoko Laksono, menyampaikan bahwa pada semester pertama 2025 kinerja perusahaan sedikit tertekan. Penjualan bersih tercatat sebesar Rp27,5 triliun, sedikit turun dari Rp27,7 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba usaha pun turun menjadi Rp2,1 triliun dari Rp2,6 triliun, sementara EBITDA berada di Rp2,7 triliun dari sebelumnya Rp3,2 triliun.
Meski begitu, Head of Consumer Food Division Japfa, Arif Budiono menjelaskan bahwa tarif tinggi AS justru membuka peluang baru.
Hal ini karena pemasok utama produk serupa dari Tiongkok dikenakan tarif yang jauh lebih tinggi, mencapai lebih dari 50 persen. Kondisi itu membuat produk asal Indonesia tetap kompetitif di pasar Amerika.
“Saat ini memang kita kena 19% tarif masuk ke Amerika. Namun beban ini sebagian besar masih bisa ditanggung konsumen di sana, sehingga ekspor tetap berjalan. Justru dengan tarif tinggi bagi Tiongkok, Indonesia punya kesempatan untuk memperbesar pangsa pasar di AS,” ujar Ardi dalam Public Ekspose di Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Sementara itu, Head of Financial Controller, Erwin Djohan menegaskan bahwa Japfa berupaya menjaga konsistensi ekspor dengan memperkuat kualitas dan kapasitas produksi.
Menurutnya, AS masih menyerap sekitar 60% ekspor Japfa, sementara Jepang dan negara Asia lain menyumbang sekitar 30 persen.
“Kesempatan ekspor ke Amerika masih besar. Kami akan berusaha meningkatkan kapasitas produksi untuk menjawab permintaan tersebut, sambil terus diversifikasi pasar agar tidak bergantung pada satu negara,” ujar Erwin pada kesempatan yang sama.
Ke depan, Japfa akan tetap berhati-hati dalam ekspansi modal, namun fokus pada inovasi dan produktivitas agar bisa memanfaatkan peluang di tengah tekanan global, termasuk kebijakan tarif Amerika.