INFO NASIONAL – Eni Kurniawati merupakan salah satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dari RT 01/RW 07 Desa Kalisalak, Banyumas, Jawa Tengah. Setelah mengikuti Program Kampung Berdaya dari Kementerian Sosial (Kemensos) sejak Maret 2025, dia pun merasakan manfaatnya.
"Alhamdulillah, menambah penghasilan saya, dari yang tadinya minim, sekarang agak meningkat untuk kehidupan sehari-hari," kata Eni. Saat ini, berkat mengikuti program tersebut, Eni berhasil memproduksi 2 sampai 3 keranjang sampah setiap hari, sehingga mendapatkan penghasilan tambahan sekitar Rp 36.000/hari.
Diakui Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, Kemensos memiliki konsep baru dimana bantuan sosial itu sementara, berdaya itu selamanya. “Sekarang, Kemensos membangun kampung-kampung pemberdayaan, salah satunya di Desa Kalisalak ini," kata Agus Jabo Priyono saat meninjau Kampung Berdaya Kemensos di Desa Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Ahad, 31 Agustus 2025.
Kemensos terus berupaya mengubah mindset dari perlindungan sosial ke pemberdayaan. Bekerja sama dengan Roemah Pemberdayaan Masyarakat (RPM), Kemensos melatih keluarga penerima manfaat memproduksi keranjang tempat sampah berbahan tanaman mendong dan pelepah pisang.
Dalam kunjungan itu, Agus Jabo menyapa dan berbincang dengan 20 KPM yang tergabung dalam satu kelompok di Desa Kalisalak. Kabupaten Banyumas merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang aktif dalam pembuatan kerajinan anyaman, selain Kabupaten Gunung Kidul, Lumajang, Kulon Progo, dan Wonosobo.
Dari membuat produk anyaman keranjang sampah ini, per hari para KPM bisa memproduksi 2 hingga 3 keranjang dengan harga satu keranjang bervariatif mulai dari Rp 12.000 sampai Rp 20.000. Kurang lebih setiap kelompok bisa memproduksi hingga 200 keranjang perduaminggu. "Produk anyaman dari mendong, dari pelepah pisang, menjadi tempat-tempat sampah. Ini diekspor ke Amerika, kita bekerja sama dengan pihak swasta," kata dia.
Kelompok Kampung Berdaya Kemensos di Desa Kalisalak bekerjasama dengan RPM di bawah naungan PT. Out Of Asia, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang ekspor handicraft. "Mereka menyuplai bahan-bahannya, kemudian diproduksi oleh ibu-ibu yang ada di sini. Hasil produksinya kemudian dibeli, ya, dan diekspor ke Amerika," kata dia.
Produk kerajinan berbahan dasar organik seperti ini banyak diminati di mancanegara. "Dan ini kenapa negara-negara (seperti) Amerika suka dengan tempat sampah seperti ini, karena ini ramah lingkungan," kata dia.
Kampung Berdaya Kemensos di Desa Kalisalak diharapkan menjadi desa percontohan program pemberdayaan untuk daerah-daerah lainnya. "Sehingga perintah Pak Presiden di tahun 2026, kemiskinan ekstrem harus nol. Di tahun 2029, kemiskinan itu harus turun menjadi di bawah 5 persen, dengan program-program pemberdayaan seperti ini bisa terwujud ya," ujar dia. (*)