
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus memperkuat upaya strategis untuk meningkatkan produksi gula nasional. Salah satu langkah konkret dilakukan adalah melalui program Refocusing dan ABT Pengembangan Kawasan Tebu dan Bongkar Ratoon (BR) 2025. Program ini difokuskan pada bongkar ratoon dan perluasan areal tanam, penyediaan benih berkualitas, serta optimalisasi peran petani melalui skema CPCL (Calon Penerima Calon Lahan) di wilayah kerja PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS) yang berlokasi di Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Plt Direktur Jenderal Perkebunan Abdul Roni Angkat berkesempatan untuk mengunjungi PT SMS untuk melihat proses produksi gula di kawasan tersebut. Saat ini PT SMS memiliki kapasitas giling 5 ribu TCD dengan luasan tebu saat ini seluas 4 ribu ha. PT SMS berpotensi mengembangkan arealnya perkebunannya bersama mitra petani sampai dengan 14 ribu ha. Program pengembangan kawasan tebu ini diharap dapat mendorong penyediaan bahan baku tebu serta mewujudkan swasembada gula di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Abdul menjelaskan bahwa proses pemetaan benih dan penjadwalan tanam harus segera diselesaikan agar program berjalan sesuai target.
“Pemetaan benih dan jadwal tanam harus selesai dalam waktu dekat. Lahan yang dibuka dan benih yang tertanam harus sesuai dengan target nasional,” ujarnya.
Dia juga menyoroti perlunya percepatan verifikasi CPCL di lapangan agar bantuan dan dukungan pemerintah lebih tepat sasaran. Ia menyampaikan bahwa data CPCL yang masuk masih harus digenjot untuk memenuhi kebutuhan program.
Dikatakan Abdul Roni, penguatan peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus tebu menjadi salah satu skema pembiayaan alternatif bagi petani, dimana kredit ini diupayakan untuk memenuhi kebutuhan modal usaha bagi petani tebu dimana plafon KUR saat ini mencapai 500 juta per petani dan dapat diajukan kembali setelah lunas. Terkait KUR Khusus Tebu, saat ini telah diterbitkan Permenko 12 tahun 2025 sebagai landasan hukum pelaksanaan KUR ini.
Selain itu upaya pemerintah melalui Kementerian Pertanian saat ini sudah menetapkan kembali Pupuk ZA sebagai pupuk subsidi khusus bagi petani tebu dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas tebunya. Sehingga upaya percepatan Swasembada Gula Nasional dapat segera terwujud.
Abdul Roni juga menyampaikan apresiasi kepada PT SMS dan petani mitra. Ia menegaskan bahwa sinergi pemerintah, petani, pelaku industri, serta dukungan pembiayaan dari KUR, dapat mendorong peningkatan produktivitas tebu nasional sekaligus memperkuat kedaulatan pangan dan energi Indonesia.
“Kami berharap upaya peningkatan produktivitas tebu nasional sebagai langkah strategis untuk memperkuat kedaulatan pangan dan energi Indonesia,” tutup Abdul Roni. (E-3)