
PENDIDIKAN karakter bagi anak-anaka saat ini sangat penting di tengah kemajuan teknologi yang sangat pesat. Kondisi di lapangan bagi anak-anak saat ini berbahaya jika tidak disikapi dengan sistem pendidikan yang memadai.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, saat menjadi nara sumber utama, dalam “Workshop 7 Karakter Anak Indonesia”, yang digelar di Bahari Inn Hotel Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (6/8). Acara ini merupakan kolaborasi Komisi X DPR RI dengan Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Ada tujuh (7) karakter anak Indonesia meliputi kebiasaan yang biasa dilakukan anak-anak seperti; bagun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat bergizi, gemar belajar, dan bermasyarakat.
“Kalau kondisi kehidupan anak-anak yang terjadi di lapangan saat ini dimana kemajuan teknologi yang sangat pesat tidak disikapi dengan baik, sangat berbahaya meskipun kelihatannya sederhana,” ujar Fikri.
Fikri memberi contoh soal bangun pagi bagi anak-anak, yang saat ini cenderung susah untuk dilakukan, karena mereka banyak yang asyik dengan main Hp yang dalam genggaman di tangan di dalam kamar mereka.
“Jangan-jangan ada anak yang sebenarnya cerdas, tapi bisa menjadi bodoh karena tidur terlalu malam dan ketika bangun sudah siang sehingga tidak mempunyai kesempatan lebih lama untuk beraktivitas yang positif secara maksimal,” jelas Fikri.
Menurut anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) IX Jawa Tengah ini, sekarang muncul generasi yang malas gerak (marger). Anak-anak lebih suka diam di tempat karena asyik dengan mainan Hp.
“Kemudian soal makanan bergizi. Belum tentu anak-anak dari kalangan orang tua yang mampu, bisa mengonsumsi makanan yang bergizi. Bisa saja anak-anak lebih menyukai makanan modern yang sedang digemari, tapi sebenarnya tidak mengandung vitamin atau non gizi,” jelas Fikri.
Widyaprada Direktorat Sekolah Dasar Kemendiknas, Minhajul Ngabidin, menambahkan anak-anak sekarang tidak bermasyarakat bahkan cenderung individualistik karena pengaruh kemajuan teknologi yang sangat cepat.
“Mereka lebih peduli terhadap dirinya ketimbang dengan lingkungan sekitar. Karenanya mendidik anak-anak tidak semata kecerdasan tapi perlu karakter, perlu kepribadian yang kuat,” ujar Minhajul.
Workshop 7 Karakter Anak Indonesia ini diikuti para guru dan kalangan pendidikan lainnya dai Kabupaten/Kota Tegal dan Brebes. (JI/M-3)