DUA mahasiswa perempuan membagikan bunga berwarna pink dan hijau kepada massa aksi buruh yang berdemonstrasi di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, pada Kamis, 4 September 2025. Dea, salah satu mahasiswa tersebut, mengatakan warna pink dan hijau mereka pilih sebagai simbol perlawanan.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Dea bersama kawannya, Ara, adalah aktivis dari Liga Mahasiwa Indonesia untuk Demokrasi atau LMID. "Kami dari LMID membawa bunga mawar pink dan bunga seruni," kata Dea saat ditemui di demonstrasi. Mahasiswa dari salah satu universitas swasta di Jakarta itu memegang mawar pink yang dipenuhi daun-daun hijau.
Warna pink menjadi simbol perlawanan terinspirasi dari kerudung milik seorang perempuan yang kerap dipanggil Ibu Ana. Ibu Ana menjadi perbincangan warganet seusai fotonya saat berdemonstrasi viral di media sosial.
Sementara warna hijau terinspirasi dari warna atribut pengemudi ojek online atau ojol. Warna ini menangkap ingatan masyarakat atas tragedi meninggalnya pengemudi ojol, Affan Kurniawan, 21 tahun, akibat dilindas kendaraan taktis polisi di tengah demonstrasi pada Kamis, 28 Agustus 2025.
Warganet menyebut kedua warna itu sebagai brave pink atau pink berani dan hero green atau hijau pahlawan. Warna itu juga menginspirasi Dea dan Ara untuk membagikan bunga di aksi buruh Kamis ini.
Dea berujar bunga itu menjadi ekspresi duka untuk korban tewas yang meninggal dalam demonstrasi, di antaranya karena tindakan represif polisi. "Ini menjadi simbol duka kami salah satunya, lalu juga sebagai simbol perlawanan dan juga simbol dukungan kami untuk kawan-kawan yang saat ini dikriminalisasi," ujar Dea.
Dea dan Ara membagikan bunga pink dan hijau ke massa aksi buruh hingga wartawan yang sedang meliput unjuk rasa. Mereka juga meletakkan bunga di barikade kepolisian yang menghadang massa aksi. Ada sekitar seratus tangkai bunga yang dibagikan kedua aktivis LMID ini.
Aksi buruh kali ini diinisiasi aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat atau Gebrak yang terdiri dari berbagai serikat pekerja. Mereka memiliki tuntutan utama kepada pemerintah untuk menghentikan represivitas aparat dalam menghadapi gelombang demonstrasi sejak 25 Agustus 2025.
Gebrak juga meminta pemerintah untuk menurunkan tarif pajak kepada rakyat kecil, menurunkan harga sembako, serta mengesahkan Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset.
Rangkaian demonstrasi di Jakarta dan berbagai wilayah lain di Tanah Air terus berlanjut sejak digelar pada Senin, 25 Agustus pekan lalu. Kala itu, demonstran menuntut pembatalan tunjangan fantastis anggota Dewan yang dinilai tak sejalan dengan kondisi masyarakat yang sedang kesulitan ekonomi.
Eskalasi demonstrasi kian membesar manakala kendaraan taktis milik Korps Brigade Mobil Polri melindas pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan pada Kamis, 28 Agustus 2025. Setidaknya 10 orang tewas dalam demonstrasi yang berlangsung di berbagai kota hingga awal September.
Pada Ahad, 31 Agustus lalu, Prabowo setelah bertemu dengan para ketua umum partai dan pimpinan lembaga legislatif memutuskan untuk mencabut tunjangan perumahan bagi anggota Dewan dan memoratorium kunjungan kerja ke luar negeri.