
SEBUAH tinjauan sistematis terbaru yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports menemukan bahwa konsumsi almond setiap hari dapat membantu melawan kerusakan sel akibat stres oksidatif. Para peneliti menganalisis delapan uji klinis yang melibatkan lebih dari 400 partisipan dewasa, mulai dari individu sehat hingga perokok dan pasien penyakit kronis. Hasilnya menunjukkan adanya hubungan dosis: makan lebih dari 60 gram almond per hari—setara dua genggam besar—berdampak signifikan dalam menurunkan penanda kerusakan sel.
Stres oksidatif terjadi ketika tubuh tidak mampu menyeimbangkan radikal bebas dengan pertahanan antioksidan. Kondisi ini bisa merusak lemak, protein, bahkan DNA, sehingga berkontribusi pada berbagai penyakit kronis seperti diabetes, kanker, penyakit jantung, hingga gangguan neurodegeneratif. Almond diketahui kaya akan vitamin E, polifenol, dan lemak sehat yang berperan sebagai antioksidan alami. Inilah yang membuatnya menarik untuk diteliti lebih jauh sebagai “superfood” potensial.
Hasil analisis menunjukkan bahwa konsumsi almond lebih dari 60 gram per hari dapat menurunkan kadar malondialdehyde (MDA), penanda kerusakan lemak dalam sel, serta mengurangi 8-hydroxy-2'-deoxyguanosine (8-OHdG), penanda kerusakan DNA. Tak hanya itu, konsumsi almond juga meningkatkan aktivitas enzim superoxide dismutase (SOD), salah satu sistem pertahanan antioksidan tubuh, sekaligus menurunkan kadar asam urat yang dapat memicu radikal bebas dalam tubuh.
Meski hasilnya menjanjikan, para peneliti menekankan bahwa studi lanjutan dengan metode lebih seragam masih dibutuhkan. Hal ini karena ada perbedaan hasil antar penelitian, terutama dipengaruhi oleh jenis almond yang dikonsumsi, kondisi kesehatan peserta, hingga variasi genetik.
Temuan ini mendukung peran almond sebagai makanan fungsional untuk menjaga kesehatan sel dan melawan stres oksidatif. Namun, para ahli mengingatkan bahwa konsumsi almond tetap harus seimbang sebagai bagian dari pola makan sehat.(H-2)